REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif pada Ahad (9/6) mengatakan tekanan maksimum Amerika Serikat (AS) menunjukkan keputusasaan Gedung Putih. Ia juga menegaskan Teheran akan mengatasi tekanan maksimum tersebut.
Diplomat senior Iran itu mengeluarkan pernyataan tersebut dalam kegiatan yang diberi nama 'Misi Saya' di sekolah menengah bergengsi Allameh Helli di Ibu Kota Iran, Teheran.
"Hari ini, kita tidak berada dalam posisi lemah. Malah, kita memiliki keunggulan. AS telah membuat kesalahan besar, dan merasa bahwa negara itu berada pada posisi lemah dengan yang dihasilkan di wilayah ini. Di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon, AS tidak meraih sasarannya sebab rakyat dan gerakan perlawanan tidak menerima kebijakan AS," paparnya.
Iran tidak bersekutu dengan Da'esh (ISIS), Jabhat An-Nusra, rezim Zionis dan mereka yang membunuh anak-anak Yaman, kata Zarif, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Resmi Iran, IRNA. Ia menambahkan keputusan yang benar oleh negeri Persia tersebut telah membuatnya jadi satu faktor 'kesetaraan' di tingkat regional dan global.
Menurut Zarif, kekuatan AS dilandasi atas dolarnya, sehingga jika banyak negara mengeluarkan mata uang tersebut dari sistem ekonomi mereka, kebanyakan negara akan enggan. Ia merujuk kepada Moskow dan Beijing untuk menghilangkan dolar AS dari perdagangan bilateral mereka.