REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan sebuah kompetisi video Blog (VLOG) tingkat nasional. Kegiatan ini memperebutkan uang tunai, sertifikat, tropi dan Piala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kompetisi vlog nasional melombakan dua kategori. Antara lain kategori pelajar (siswa SMA sederajat) dan juga umum. Untuk mengikuti kegiatan ini, calon pendaftar bisa mengakses bit.ly/pendaftaranpesertaNVC untuk mengisi formulir. Pengiriman karya dibatasi hingga 15 juli mendatang.
Sie Humas dan Publikasi UMM, M Yunus Prasetya, menjelaskan kompetisi ini diadakan untuk memberikan wadah bagi generasi milenial dalam mengembangkan potensi diri. Hal ini terutama dalam dunia pembuatan video menarik seperti vlog. "Seperti yang kita tahu, saat ini video blog sedang banyak digemari oleh kaum milenial. Melihat fenomena ini, FKIP UMM mencoba untuk memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan kreativitas dalam pembuatan video blog," ujar Yunus.
Mengenai tema, Yunus menjelaskan, kompetisi vlog kali ini berisi tentang “Guruku Idolaku”. Pemilihan tema ini merupakan kampanye penumbuhan karakter dan gerakan menghargai jasa guru-guru Indonesia. Kegiatan ini sangat penting dilakukan, mengingat akhir-akhir ini terjadi gejala dan perilaku yang mengarah pada tidak dihargainya guru.
"Berwujud kekerasan terhadap guru dan bahkan sampai kekerasan yang menghilangkan nyawa," tambahnya.
"Guruku Idolaku" memiliki misi mengembalikan posisi guru yang dalam filosofi Jawa berarti digugu lan ditiru. Seorang guru merupakan sosok yang harus ‘digugu’ artinya dipatuhi atau didengar. Sementara ‘ditiru’ berarti patut dicontoh atau diteladani.
Yunus menilai, guru tidak hanya seorang yang luas ilmu pengetahuanya dan mengajar dalam ruang pembelajaran. Guru bisa diartikan sebagai orang yang mengajarkan segala sesuatu, meski hanya satu huruf. Pengalaman bermanfaat yang mampu mengajari diri sendiri menjadi lebih baik juga dapat disebut sebagai guru.
Menurut Yunus, guru, termasuk profesi yang dihormati. Guru seharusnya menduduki strata sosial yang tinggi, bahkan ketika telah pensiun. Ia dianggap sebagai sosok yang serba tahu dan menjadi tempat bertanya.
"Guru juga dinilai sebagai sosok yang berakhlak mulia dan berperan penting dalam mencerdaskan putra-putri bangsa ini. Tanpa guru, tak akan ada kemajuan bangsa," kata Yunus.