REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut bagaimana posisi Kepala Lapas Sukamiskin yang tertekan. Yasonna menyebut, keadaan tersebut membuat 'stres' karena banyaknya napi koruptor dalam satu lapas.
"Kalapas Sukamiskin ini sudah sampai tahap stres, di antara semua, Kalapas Sukamiskin ini yang terbaik, bertahan selama 11 bulan, dan betul-betul orangnya keras, tegas, dingin, bahkan dimusuhi oleh orang-orang di dalam," kata Yasonna di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (17/6).
Tekanan di Lapas Sukamiskin itu, Yasonna mengatakan, menjadikan usulan penyebaran napi koruptor layak dijadikan bahan evaluasi. Penyebaran ini agar tidak menimbulkan stres berlebih pada satu orang Kalapas yang lapasnya berisi koruptor dengan latar belakang pejabat dan tokoh. "Saya pikir ini menjadi penting untuk evaluasi kembali, penempatan di semua tempat," ujar dia.
Ia menyebut sudah banyak pihak yang meminta dia mengganti Kalapas. "Bukan satu dua yang meminta saya supaya mengganti dia, karena kasihan juga promosi dia jadi terhalang," kata dia.
Namun, Yasonna membela Kalapas Tejo Herwanto dalam kasus plesiran Setya Novanto ke sebuah toko bangunan di Bandung. Menurut dia, pihak Lapas Sukamiskin sudah melakukan protap sebagaimana mestinya.
Yasonna mengakui, peristiwa plesiran Novanto itu terjadi lantaran kelengahan petugasnya. "Memang pada titik yang ada kemarin itu ada kelengahan, mengapa anak ini (pengawal Novanto, Red) sampai mau berbelas kasih untuk tidak mengikuti sampai bayar bill," ujar dia.