REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Frans Barung Mangera mengungkapkan, hingga saat ini, petugas gabungan di lapangan telah menemukan 17 penumpang Kapal Motor Amin Jaya yang tenggelam di perairan Sumenep, tepatnya di antara Pulau Sapudi dan Pulau Giliyang, Sumenep, Madura, Senin (17/6). Semua penumpang tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara itu, lanjut Barung, jumlah korban tenggelamnya Kapal Motor Amin Jaya yang masih belum ditemukan, berdasarkan data sementara, masih lima orang. Adapun korban selamat, jumlahnya 39 orang. Korban selamat tersebut, sebagian besar dirawat di Puskesmas Dungkek. Ada juga yang dirujuk ke RSUD Sumenep.
"Sudah 17 orang yang meninggal yang sudah ditemukan. Sementara lima orang hilang, dan 39 selamat. Ini bukan data terakhir, baru data sementara," kata Barung ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (18/6).
Berdasarkan data tersebut, lanjut Barung, total jumlah penumpang Kapal Motor Amin Jaya sebabyak 61 orang. Namun demikian, lanjut Barung, itu merupakan data sementara, dan bukan data pasti. Jumlah penumpang belum bida dipastikan karena tidak adanya manifest kapal di wilayah tersebut.
"Karena saksi-saksi dan otoritas berwenang menyatakan tidak ada manifest kapal data penumpang yang ada. Petugas mencari hanya bermodalkan keterangan saksi yang selamat. Sekarang 61 jumlah penumpang yang terdata, berdasarkan saksi-saksi yang ada di kapal, termasuk nahkoda," ujar Barung.
Barung menyatakan, Nahkoda kapal tersebut diketahui selamat, bahkan sudah bisa dimintai keterangan. Namun, kata dia, terkait jumlah pasti penumpang, nahkoda mengaku tidak tahu, karen merasa bukan kewenangannya.
"Nahkoda sudah bisa diminta keterangan. Tapi kalau urusan jumlah penumpang, nagkoda merasa bukan urusan dia. Dia hanya mengoperasikan kapal," kata Barung.
Terkait penyebab kecelakaan, Barung menegaskan pihaknya masih belum melakukan investigasi. Barung mengatakan, pihaknya masih fokus memastikan jumlah penumpang yang ada. "Belum masuk investigasi penyebab. Kita memastikan dulu data yang meninggal, selamat, dan hilang, karena datanya masih simpang siur," kata Barung.