Senin 24 Jun 2019 12:08 WIB

Kinerja Kementan Genjot Ekspor Pertanian Diapresiasi DPD

Ekspor pertanian meningkat berkat terobosan Kementan di bawah kepemimpinan Amran.

Red: EH Ismail
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau perkebunan kelapa sawit
Foto: Humas Kementan
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau perkebunan kelapa sawit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) dalam program kerjanya selama era pemerintahan Jokowi mampu secara baik meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas. Hal ini berdampak pada peningkatan perekonomian nasional.

Hal itu disampaikan Ketua Komite II DPD RI M Aji Mirza Wardana, Minggu (23/6)."Bukan hanya berhasil meningkatkan produksi pertanian, Kementan juga berhasil mendorong sampai ekspor," ujar Aji Mirza.

Apresiasi itu dilatari tercatatnya empat hasil produksi pertanian Indonesia masuk dalam sepuluh ekspor komoditi utama Indonesia ke negara-negara di kancah internasional pada periode Januari- Juni 2018. Keempat produksi komoditas pertanian tersebut adalah karet dan produk karet, kelapa sawit, kakao serta kopi.

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan, Kelapa sawit masih menjadi produk ekspor andalan Indonesia. Pada periode Januari - juni 2018, ekspor sawit untuk 10 negara tujuan ekspor terbesar mencatat nilai 5.447,6 juta dolar AS. India masih menjadi pasar terbesar untuk sawit Indonesia dengan nilai ekspor 1.490,9 juta dolar AS, disusul RRC dan Pakistan masing-masing senilai 948 juta dolar AS dan 686 juta dolar AS.

Sementara itu, karet dan produk karet membukukan nilai ekspor 2.332,7 juta dolar AS untuk 10 negara tujuan ekspor terbesar. Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor paling besar dengan total ekspor senilai 817,7 juta dolar AS, disusul Jepang 447,5 juta dolar AS dan Republik Rakyat Cina (RRC) senilai 317 juta dolar AS.

Dua komoditas pertanian lainnya yang termasuk dalam komoditas utama adalah kakao dan kopi. Nilai ekspor kakao mencapai 402.5 juta dolar AS. Sementara nilai ekspor kopi US$ 271,6 juta. 

Menurut Aji Mirza, ke depannya Kementan perlu lebih banyak lagi menggandeng pihak-pihak seperti sesama lembaga negara, pemerintah daerah, asosiasi, komunitas, sehingga makin optimal menyerap aspirasi petani.

Dengan optimalnya penyerapan aspirasi petani, maka Aji Mirza beranggapan, hasil produksi pertanian otomatis akan ikut lebih meningkat. "Nantinya ini akan jadi prestasi luar biasa untuk masa depan hasil pertanian Indonesia. Yang selama ini dikenal sering impor, jadi ekspor," ucap Aji Mirza.

Aji Mirza menuturkan, kepemimpinan Mentan Amran Sulaiman memang patut diakui banyak membawa perubahan. Terutama dari sisi komoditas pertanian.

"Mulai sudah banyak yang swasembada komoditas pertanian. Ya sekarang ini kan telah banyak juga mampu untuk melakukan ekspor," kata Aji Mirza.

Aji Mirza berharap, capaian di sektor pertanian ini dapat didukung semua komponen bangsa sehingga akan lebih banyak lagi komoditas yang berhasil di ekspor. 

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mensyukuri peningkatan produksi maupun ekspor pertanian secara signifikan. Kementan melalui berbagai unit kerjanya terus melakukan berbagai upaya peningkatan produksi. Upaya itu antara lain dengan membuat program kerja dan terobosan nyata untuk mendongkrak pasar ekspor pertanian ke mancanegara.

"Efektifitas program dan berbagai terobosan ini bisa terlihat dari produksi pertanian dalam negeri yang tetap menuai hasil yang sangat membanggakan. Padahal saat ini kondisi neraca perdagangan Indonesia secara umum melemah," ujar Kuntoro Boga di Jakarta, Senin (24/6).

photo
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Kuntoro Boga menambahkan, Kementan juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan produksi dalam negeri. Kebijakan itu antara lain mempermudah perizinan eskpor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar 3 jam. Padahal sebelumnya waktu perizinan bisa memakan waktu 312 jam.

"Kami telah memiliki sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan turut mendukung pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif. Selain itu sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani dan Atase Pertanian sebagai market intelegent," tukasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement