Rabu 26 Jun 2019 18:14 WIB

Kekeringan Ancam Persawahan di Indramayu

Jika pasokan air tak segera datang, tanaman hanya bertahan hingga akhir Juli

Rep: Lilis Srihandayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/8).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Areal pertanian di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu dilanda kekeringan, sehingga dikhawatirkan bakal mengancam produksi padi. Tanaman yang kini mengalami kekeringan diperkirakan hanya akan mampu bertahan hingga Juli mendatang.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, kekeringan yang parah tersebar di Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Cikedung, dan Terisi. Rata-rata usia tanaman di wilayah itu di kisaran antara 30-40 hari. "Di usia tanaman seperti itu, lagi butuh banyak air," ujar Sutatang, Rabu (26/6).

Sutatang memperkirakan, jika pasokan air tak segera datang, maka tanaman di daerah-daerah itu kemungkinan hanya mampu bertahan hingga akhir Juli. Karena itu, untuk kepastian puso atau tidaknya tanaman padi, baru bisa diketahui pada Agustus nanti.

Sutatang menyebutkan, luas lahan pertanian yang ada di keempat kecamatan itu ada sekitar 20 ribu hektare. Jika ternyata tanaman tak bisa terselamatkan akibat kekurangan air, maka produksi padi di Kabupaten Indramayu bisa terancam.