Senin 01 Jul 2019 17:43 WIB

Warga di Cilegon Harus Jalan Tiga Kilometer demi Air Bersih

Sudah tiga bulan empat kampung di Kelurahan Gerem Kota Cilegon kekurangan air bersih

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Warga mengambil air di Kali Watu Lawang, Gerem, Grogol, Cilegon, Sabtu (29/6/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga mengambil air di Kali Watu Lawang, Gerem, Grogol, Cilegon, Sabtu (29/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Empat kampung di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Kondisi ini sudah berlangsung hampir tiga bulan lamanya. Akibatnya, warga di empat kampung tersebut harus mencari air bersih ke kampung lain atau sungai di dalam hutan.

Salah seorang warga Kampung Batu Lawang yang terdampak kekeringan, Ayubi, membenarkan bahwa akibat kekeringan yang melanda warga harus menempuh jalan hingga tiga kilometer. Perjalanan jauh mencari air sungai di pedalaman hutan itu dilakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, masak, hingga mencuci pakaian.

Baca Juga

Jalan yang sulit hingga mencari air di atas pegunungan juga kerap dilakukan demi keluarganya. "Sudah sekitar tiga bulan ini mengambil air di sungai. Kalau musim kemarau pasti kayak gini sampai menunggu musim hujan," ucap Ayubi saat mengambil air sungai di dalam hutan yang terdekat dengan kampungnya, Senin (1/7).

Ayubi mengungkapkan air bersih menjadi kebutuhan mendesak dan paling dibutuhkan. Hingga kini dirinya belum tahu apakah ada gangguan kesehatan atau dampak lain yang terjadi akibat kekeringan yang melanda di desanya.

Saat ini menurutnya kekurangan air bersih telah terjadi di empat kampung yaitu Kampung Batu Lawang, Pasir Salam, Sorod Lampung, dan Kampung Pasir Kelapa. "Harapannya sih warga Batu lawang, Pasir Salam, Sorod Lampung, terus Pasir Kelapa itu supaya diperhatikan. Terutama untuk air bersihnya karena kan itu pokok ya," harap Ayubi.

Lurah Gerem, Deni Yuliandi, menuturkan kekeringan air bersih yang terjadi di Empat Kampung tersebut sudah dilaporkan. Surat permohonan bantuan air bersih kepada pemerintah juga sudah dikirimkan melalui Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon.

Menurutnya Pemkot Cilegon tanggap atas permohonan bantuan itu. Namun, bantuan air bersih yang dikirim oleh BPBD Kota Cilegon belum sesuai dengan kebutuhan warga. Dirinya pun harus mengajukan permohonan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cilegon.

"Bantuan dari BPBD berupa air dan makanan sudah disalurkan. Tapi kami sedang melayangkan juga permohonan bantuan kepada PDAM Kota Cilegon karena kami merasa bantuan dari BPBD kemarin kurang sesuai untuk bantuan di lapangan," terang Lurah Gerem.

Pengakuan berbeda terkait wilayah terdampak dituturkan Deni yang mengatakan bahwa kekeringan melanda di dua kampung yaitu Batu Lawang dan Pasir Salam. Setidaknya ada 250 Kepala Keluarga (KK) yang berada di wilayah tersebut merasakan kekurangan air bersih.

"Kekeringan ini di lingkungan Pasir Salam dan Batu Lawang. Jadi ada dua RT dengan jumlah KK sebanyak 130 KK di Batu Lawang dan 80 KK di Pasir Salam," ucapnya.

Sampai saat ini dirinya mengaku belum menerima laporan gangguan kesehatan yang dialami warga akibat kekeringan. Jauhnya perjalanan untuk mendapatkan air bersih menjadi masalah utama yang terjadi di wilayahnya.

"Sampai saat ini belum ada laporan gangguan kesehatan. Sampak sampai sekarang warga harus mengambil air ke kampung lain di bawahnya seperti ke Kemelake," terang Deni.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement