REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid masih enggan berkomentar mengenai isu dirinya akan menempati salah satu posisi menteri. Yenny mengaku baru saja tiba di Indonesia.
"Saya nggak tau (soal menteri). Saya baru pulang dari luar negeri," ujar Yenny usai menjadi pembicara di acara halal bihalal perhimpunan advokat Indonesia di Pullman Hotel, Jakarta, Rabu malam (3/7).
Yenny mengatakan dirinya baru saja melakukan lawatan ke lima negara sekaligus, yakni Prancis, Norwegia, Jerman, Hong Kong dan Singapura. Karena itu, dia mengaku belum mengetahui perkembangan isu terkait pembagian menteri.
Saat ditanya, apakah Nahdlatul Ulama akan mendapat jatah kursi menteri, Yenny mengatakan tidak turut serta dalam pembahasan tersebut. Dia menegaskan baru saja samapai di Indonesia.
"Baru nyampe jadi tidak tahu perkembangan. Tadi baru ketemu ibu saya," ujarnya sambil tersenyum.
Yenny merupakan Putri presiden keempat RI almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga tokoh Nahdlatul Ulama. Almarhum Gus Dur merupakan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlowi mengatakan, PBNU berencana membahas kandidat menteri dari kader-kader NU dengan wakil presiden terpilih Pilpres 2019, KH Ma'ruf Amin. Pembahasan tersebut direncanakan karena Kiai Ma'ruf sendiri merupakan Mustasyar PBNU.
"Sampai saat ini belum dijadwalkan, tapi itu pasti akan terjadi," ujar Masduki saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu.