REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat setidaknya ada 15 perusahaan yang sudah terdaftar dalam pipeline. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pun optimistis jumlah perusahaan yang ditargetkan melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) bisa tercapai.
Sebagai informasi, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematok target jumlah emiten baru tahun ini sebanyak 75-100 emiten baik melalui surat utang atau pun IPO. "Kita optimis untuk pencapaian kita. Kedepan mudah-mudahan banyak yang akan tercatat," ujar Nyoman di gedung BEI, Senin (8/7).
Sampai Senin ini, setidaknya ada 24 perusahaan yang sudah melakukan IPO. Nyoman mengatakan, otoritas BEI pun sudah melakukan koordinasi dengan semua perusahaan penjamin emisi (underwriter) untuk mendapatkab data terbaru perusahaan yang ingin melantai di bursa.
Nyoman memaparkan, beberapa perusahaan penjamin emisi ada yang sedang dalam proses engagement. Meski demikian, Nyoman belum bersedia mengungkapkan perusahaan apa saja yang melakukan engagement tersebut.
Menurut Nyoman, perusahaan yang akan melepas sahamnya ke bursa masih di dominasi oleh sektor swasta. "Anak usaha BUMN sampai hari ini saya belum dapat (proposan IPO)," terang Nyoman.
Nyoman berharap jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana di bursa pada tahun ini bisa lebih banyak dari 2018. Perlu diketahui, sepanjang tahun lalu sebanyak 57 perusahaan melakukan IPO di BEI.
Pada pembukaan perdagangan Senin (8/7), sebanyak tiga perusahaan mencatatkan saham perdana di BEI). Ketiga perusahaan tersebut PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY), PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) dan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).