Selasa 09 Jul 2019 23:04 WIB

Dinkes Purwakarta Waspadai Serangan ISPA Saat Kemarau

Penyakit ini kerap muncul saat musim kering seperti saat ini.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Foto: ANTARA FOTO/ Feny Selly
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, mewaspadai penyakit yang timbul saat musim kemarau. Salah satunya, yaitu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit ini kerap muncul saat musim kering seperti saat ini.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan, mengatakan, ISPA kerap menyerang masyarakat saat musim kemarau. Hal itu, dikarenakan pada saat musim panas ini, jalanan atau sekitar rumah warga menjadi kering dan menimbulkan debu. Debu tersebut, berterbangan dan terhirup lalu bersarang di saluran pernafasan.

Baca Juga

"ISPA ini, timbul karena disebabkan paparan debu. Apalagi, masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan (pabrik) sangat rawan terserang penyakit tersebut," ujar Deni, Selasa (9/7).

Untuk mengurangi serangan ISPA ini, pihaknya mengimbau supaya masyarakat menggunakan masker saat keluar rumah. Selain itu, warga harus bisa menjaga daya tahan tubuhnya masing-masing, supaya bisa kuat melawan berbagai macam penyakit. Salah satunya, dengan memerhatikan pola makan dan tidur yang benar.

Usai melewati musim kemarau yang kering, Deni pun menyebut masyarakat harus masih tetap waspada dengan penyakit demam berdarah dangue (DBD). Sebab selama empat bulan ke depan mulai Agustus hingga November, rentang waktu itu rawan terserang DBD dampak dari perubahan cuaca.

Pada perubahan musim itu, cuaca akan terbilang lebih lembab dan jentik nyamuk mulai menetas. Sehingga, perlu antisipasi sejak dini. Seperti, memberantas sarang nyamuk serta jentiknya. "Salah satu pencegahan yang baik yaitu, bukan pengasapan (fogging), melainkan pemberantasan sarang nyamuk," ujarnya.

Perlu diketahui, DBD merupakan penyakit menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Deni menambahkan bahwa masyarakat harus melakukan gerakan menutup, menguras, mengubur dan memantau (4M) sarang nyamuk. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement