REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan mengembangkan Bandara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Bandara Komodo akan dilakukan dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Pelaksanaan KPBU direncanakan akan memiliki masa kerja sama selama 25 tahun," kata Budi dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/7).
Budi nenjelaskan saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan pengelola Bandara Komodo memiliki jaringan pariwisata internasional. Dengn begitu dapat lebih banyak menarik turis asing untuk berkunjung dan meningkatkan devisa.
"Kita akan buat Bandara Komodo Labuan Bajo ini menjadi Bandara Internasional dengan suatu pengelolaan yang unik dan mempunyai konektivitas internasional sehingga secara langsung turis-turis akan datang kesini," ujar Budi.
Bandara Komodo akan dikembangkan dengan cakupan perpanjangan landasan pacu yang semula memiliki panjang 2.250 meter menjadi 2.450 meter. Perluasan apron seluas 20.200 meter persegi, perluasan terminal domestik seluas 6.500 meter persegi, pembangunan terminal internasional seluas 5.538 meter persegi. Pembangunan terminal kargo seluas 2.860 meter persegi, serta pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Selanjutnya, rute penerbangan dari Bandara Komodo akan diperbanyak menuju beberapa daerah di sekitarnya. Budi mengatakan rencananya rute domestik yang akan diperbanyak yaitu penerbangan ke Makassar, Atambua, Waingapu, Sabu, Rote. Sedangkan Malaysia dan Singapura menjadi rencana rute internasional baru yang akan dibuka.
Pengembangan Bandara Komodo juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan lalu lintas udara yaitu hingga empat juta penumpang dan 3.500 ton muatan kargo pada 2044 mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor strategis ekonomi domestik.