Kamis 11 Jul 2019 02:16 WIB

Peredaran Narkoba Lewat Laut di Mentawai Dikhawatirkan

Kepulauan Mentawai bisa diakses oleh kapal asing yang datang dari Samudera Hindia.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Pengunjung menikmati matahari terbenam di Pantai Mapadegat, Mentawai, Sumatra Barat.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Pengunjung menikmati matahari terbenam di Pantai Mapadegat, Mentawai, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul mengatakan, potensi wisata di Kepulauan Mentawai membuat kekhawatiran mudahnya peredaran narkoba melalui jalur laut. Kabupaten Kepulauan Mentawai memang daerah terluar Sumatra Barat yang bisa diakses oleh kapal asing yang datang dari Samudera Hindia. Sementara, pengawasan laut di Sumbar diakui Nasrul masih lemah.

"Kepulauan Mentawai sebagai daerah terluar Indonesia bagian barat, dikhawatir dengan potensi wisata besar itu orang datang lewat laut membawa narkoba," kata Nasrul, Rabu (10/7).

Nasrul menjelaskan, dirinya mewakili Pemprov Sumbar baru saja ikut dalam pembahasan 10 rumusan 'Memorandum Of Raflesia' yang akan disepakati bersama pemerintah provinsi se-Sumatra dalam Rapat Rakor Gubernur se-Sumatra di Hotel Grage Bengkulu, Selasa (9/7) kemarin.

Dari situ, mereka sepakat agar sama-sama memperkuat pengawasan laut demi mencegah peredaran narkoba di Sumatra dan pemanfaatan potensi laut di wilayah perairan Sumatra. Nasrul mengatakan, kepala daerah dari semua provinsi di Sumatra sepakat untuk sama-sama memperkuat wilayah laut baik di wilayajh timur yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan wilayah laut bagian barat yang berhadapan dengan Samudera Hindia.

"Harus ada konektivitas antar pemerintah di seluruh daerah Sumatra dalam mencegah peredaran narkoba dan pemanfaatkan potensi alam," ujar Nasrul.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement