REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, mengapresiasi pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang terjadi pada Sabtu (13/7). Di sisi lain, Hendri menyarankan agar kubu pendukung Prabowo punya kejelasan arah dalam pemerintahan Jokowi jilid II.
Ia merasa partai pengusung Prabowo belum menunjukkan posisi yang jelas sebagai oposisi atau bergabung dengan pemerintah. ''Saya sarankan kalau mau jadi oposisi, kayak PKS saja. Kalau enggak mau, ya ke Jokowi saja,'' kata Hendri dalam diskusi di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Sabtu (13/7).
Ia memandang pertemuan kedua tokoh bangsa itu akan menjadi ujian kepemimpinan. Pertemuan ini sekaligus menjadi ujian apakah seruan keduanya akan dipatuhi oleh para pendukungnya masing-masing.
''Pertemuan ini ujian buat mereka. Akan dituruti atau tidak seruannya oleh pendukung ke bawah,'' katanya. ''Apalagi, para pendukung mereka sudah mentasbihkan diri jadi cebong kampret.''
Hendri mengkhawatirkan pertemuan keduanya belum bisa meredam gejolak konflik para pendukung di akar rumput. Ia menyayangkan polarisasi yang terjadi, dapat berlarut-larut malah menunda kemajuan bangsa.
Sementara Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menyebut Jokowi-Prabowo dapat membawa kesejukan. Akan tetapi alangkah baiknya jika Prabowo menegaskan sikap bahwa dirinya tetap oposisi.
''Akan baik jika Pak Prabowo menyatakan Kami Oposisi. Karena itu baik bagi kesehatan demokrasi,'' kata Mardani kepada wartawan, Sabtu (13/7).
Sebaliknya, jika pertemuan tersebut tidak diikuti dengan deklarasi penegasan sikap sebagai oposisi, maka hal tersebut hanya akan memunculkan kekecewaan. Mardani menyampaikan bahwa PKS yakin bahwa Prabowo tetap di jalur oposisi. ''Karena, oposisi itu baik dan oposisi itu mulia,'' tuturnya.