REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejahatan pornografi saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Hal ini karena saat ini pemakaian pornografi bukan lagi hanya untuk ‘kesenangan’ pribadi, namun juga dipakai untuk menipu, memeras, mengancam, atau mengintimidasi orang lain, termasuk anak-anak di bawah umur. Untuk itu guru sebagai orangtua kedua anak, penting untuk terus terlibat dalam pencegahan dan penanganan pornogrfi.
Demikian diungkapkan, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) Azimah Subagijo pada kegiatan “Penyuluhan Bahaya Pornografi untuk Kepala Sekolah SD dan Guru Paud se-Kecamatan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan MTP bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dan LAZ Masjid Raya Palapa Baitussalam (MRPBS) di SDN Cikidang 01, belum lama ini.
Kegiatan penyuluhan bahaya pornografi kepada kepala sekolah SD dan guru PAUD se-Kecamatan Cikidang, Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Dikatakan Azimah, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) memudahkan terjadinya transmisi muatan pornografi kepada siapapun. Kondisi ini juga berdampak semakin mudahnya predator anak untuk memangsa anak-anak dimanapun mereka berada termasuk di rumah maupun di sekolah.
“Pornografi saat ini tidak lagi memilih korbannya. Bisa pelajar juara olimpiade dunia, bisa anak yang tinggal di kota, namun bisa juga anak-anak yang tinggal di pelosok pedesaan. Jaringan internet yang kian luas, memungkinkan predator anak yang tinggal berbeda kota, berbeda pulau, bahkan berbeda negara dengan mudah dan murah menyasar korbannya,” ujar Azimah dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (13/7).
Bahkan dalam beberapa kasus, Azimah menyampaikan bahwa pelaku kejahatan pornografi atau online grooming tak jarang menipu korbannya dengan mengaku sebagai pendidik atau guru. Untuk itu, guru maupun orangtua penting untuk terus belajar dan menambah pengetahuan mengenai hal ini dari waktu ke waktu sebagai tindakan antisipasi.
“Kasus yang masuk ke Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi (GTP3) belum lama ini terkait pelajar SD yang diminta oleh seseorang yang dikenalnya di media social, untuk mengirimkan foto atau video adegan masturbasi, dengan dalih sebagai penelitian tentang keperawanan. Bahkan ada orangtua yang ikut membantu untuk merekamkan adegan tak pantas tersebut. Padahal setelah diadakan penelusuran oleh polisi, ternyata pelakunya sama sekali bukan guru, melainkan residivis,” ujar Azimah yang juga merupakan anggota sub GTP3 Pusat dari unsur masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Utomo, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, menyampaikan dalam sambutannya bahwa salah satu latar belakang adanya perubahan kurikulum di Tanah Air ini adalah untuk mempersiapkan sekolah dan peserta didik mampu mengantisipasi tantangan dunia dan globalisasi seperti pornografi.
Untuk itu, Utomo menyambut baik kegiatan penyuluhan bahaya pornografi untuk kepala sekolah, guru-guru SD, dan guru PAUD di Kecamatan Cikidang, Sukabumi di selaraskan dengan kegiatan pemantapan kurikulum 2013. “Kami bahkan berharap penyuluhan bahaya pornografi oleh MTP, Dompet Dhuafa, dan LAZ MRPBS ini dapat juga dilakukan di seluruh Kabupaten Sukabumi, yang terdiri dari 47 kecamatan, karena pengetahuan ini sangat penting untuk diketahui secara luas,” ujar Utomo yang juga pernah beberapa kali memenangkan prestasi sebagai guru dan kepala sekolah teladan se-Kabupaten Sukabumi dan juga trainer manajemen berbasis sekolah.
Kegiatan Penyuluhan Penyadaran Bahaya Pornografi untuk Kepala Sekolah SD dan Guru PAUD se-Kecamatan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat ini dihadiri sekitar 50 peserta perwakilan dari 22 SD dan 10 PAUD. Kegiatan ini merupakan program MTP yang bertajuk “MTP Goes to Remote Areas”.
Untuk di Kecamatan Cikidang, kegiatan penyuluhan berlangsung dua sesi ini ditutup dengan pembagian buku saku oleh MTP kepada seluruh peserta agar para guru dan Kepala Sekolah tersebut dapat menyampaikan kembali muatan tentang bahaya pornografi di lingkungan sekolahnya masing-masing.
Atas terselenggaranya kegiatan ini, Kepala Pengawas SD dan PAUD di Kecamatan Cikidang, Nunung Suwarni mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada MTP, Dompet Dhuafa, dan LAZ MRPBS, terutama karena kini para Kepala Sekolah dan Guru PAUD semakin tahu bahaya pornografi di sekitar mereka.
“Para guru terutama di tingkat pendidikan dasar merupakan garda terdepan untuk penyadaran bahaya pornografi sejak dini pada peserta didik. Untuk itu pemberian pemahaman kepada Guru SD dan PAUD tentang bahaya pornografi penting untuk terus dilakukan, agar para guru dapat mengajak peserta didik lebih mengoptimalkan kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif di sekitar mereka ketimbang menggunakan media untuk keperluan yang tidak produktif seperti pornografi, “ ujar Nunung.