Selasa 16 Jul 2019 05:37 WIB

Gempa Dangkal Masih Guncang Halmahera Selatan

Gempa bumi magnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan pada Ahad (14/7).

Warga mengungsi di tenda darurat pascagempa bumi di Desa Balita, Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Nasdi
Warga mengungsi di tenda darurat pascagempa bumi di Desa Balita, Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Gempa berkategori dangkal pada kedalaman 10 kilometer berkekuatan magnitude 5,3 masih mengguncang Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Senin. Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,3 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,2 pada Senin, pukul 17:35:25 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, lindu yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa di wilayah laut sebelah timur laut Kabupaten Halmahera Selatan ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar.

Baca Juga

Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Gane IV MMI, Labuha III MMI, dan Ternate II-III. Gempa bumi ini merupakan rangkaian dari gempa susulan agnitudo 7,2 sebelumnya dan hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami.

"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.

Rahmat juga mengajak warga menghindari bangunan yang retak atau rusak, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement