REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) akan memasukkan materi mitigasi bencana dengan melakukan revisi terhadap jadwal MPLS. Hal ini bertujuan agar para siswa lebih siap saat terjadi gempa atau bencana lainnya.
"Kami akui kelolosan, dalam jadwal MPLS kali ini tidak memasukkan materi mitigasi bencana yang mestinya ada agar anak-anak bisa menyelamatkan diri saat terjadi gempa seperti saat ini," kata kata Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sujudin, di Mataram, Selasa (16/7).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan gempa berkekuatan 6 SR, yang dimutakhirkan menjadi 5,8 SR di Bali, terjadi pada Selasa pukul 07.18 WIB. Getaranya terasa juga di Lombok. Lokasi gempa pada 9.11 lintang selatan dan 114.54 bujur timur atau 83 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali, dengan kedalaman 68 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Oleh karena itu, pihaknya akan merevisi kegiatan untuk hari terakhir MPLS pada Rabu (17/7). Sujudin mengatakan, minimal satu jam akan disisipkan materi mitigasi bencana dengan mengundang pihak-pihak terkait.
"Sekarang juga, kami akan revisi jadwal dan mencari pemateri dari pihak terkait salah satu dari Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD)," ujarnya.
Sujudin yang juga menjabat Plt Kepala Sekolah SMPN 6 Mataram ini mengatakan, saat gempa terjadi Selasa pagi, para siswa yang merupakan siswa baru sedang melaksanakan kegiatan MPLS dengan jadwal baris berbaris dan kelompok dua edukasi tentang tertib berlalu lintas dan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza). Beruntung para pemateri yang berasal dari jajaran TNI/Polri dapat menenangkan semua siswa sehingga anak-anak bisa terus melanjutkan kegiatan MPLS meskipun harus dievakuasi ke halaman depan.
"Untuk materi napza hari ini, pemateri juga menyinggung tentang mitigasi bencana agar anak-anak memiliki sedikit bekal menghadapi bencana. Tapi untuk lebih maksimal, mitigasi bencana akan kita jadwalkan khusus minimal satu jam," ujar Sujudin.