Kamis 18 Jul 2019 15:38 WIB

PVMBG Pantau Sinar Api Puncak Gunung Karangetang

Kemunculan sinar api itu sudah dikoordinasikan dengan BPBD Sitaro.

Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar  (ilustrasi)
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Subbidang Mitigasi Pengamatan Gunung Berapi di Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Sulut, Devy Kamil Syahbana mengatakan pihaknya masih memantau sinar api yang tampak di puncak Gunung Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. "Memang beberapa hari belakangan ini tampak sinar api, terutama ke arah kali Beha timur, kita masih memonitor arah gugurannya," ujar Devy di Manado, Kamis (18/7).

Kemunculan sinar api yang tampak di puncak salah satu gunung api aktif di Sulut ini, kata dia, sudah dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro. "Kami melakukan evaluasi arah gugurannya apakah berubah atau tidak. Gunung Karangetang sifatnya dinamis, sebelumnya arah guguran ke arah utara, sekarang ke arah timur. Karena itulah kami masih evaluasi kondisinya," ujarnya.

Baca Juga

Apabila, beberapa waktu ke depan arah guguran lava sudah jelas, akan dilakukan perubahan zona rekomendasi. "Kita pantau terus perkembangan sinar api, arahnya ke mana kita terus evaluasi," ujarnya.

Saat ini ada beberapa rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG berkaitan dengan status siaga level III Gunung Karangetang. Rekomendasi pertama, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan).

Selanjutnya, area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer yaitu wilayah yang berada di antara Kali Batuare dan Kali Saboang. Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai," kata Devy.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement