REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Polri segera mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. JK menilai, sebenarnya tak sulit bagi Polri untuk mengungkap pelaku lantaran telah ditemukan indikasi awal motif penyerangan terhadap Novel.
Hal ini, kata JK, menyusul hasil investigasi tim pencari fakta (TPF) kasus Novel. "Ya ini kan sudah dalam tahap indikasi ketahuan background-nya, sekarang tinggal mencari orangnya. Kan sebenarnya simpel, tinggal mencari orang," ujar JK setelah menghadiri penutupan sekolah legislatif Partai Nasdem di Pancoran, Jakarta, Jumat (19/7).
Karena itu, JK optimistis Polri dapat mengungkap pelaku dalam waktu tiga bulan, sebagaimana waktu yang diberikan Presiden Joko Widodo. Apalagi, menurut JK, selama ini Polri memiliki kemampuan untuk mengungkap pelaku kejahatan-kejahatan lain.
"Kalau polisi itu ahli di situ, mencari teroris saja yang bersembunyi bisa dapat, apalagi di sini ada bukti-bukti awal," ujar JK.
Untuk itu, JK menilai tidak ada alasan bagi Polri untuk kesulitan mengungkap kasus tersebut. "Ya tentu polisi punya kemampuan untuk mengungkap," ujar JK.
Sebelumnya, hasil investigasi TPF belum mampu mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. TPF justru meminta waktu tambahan untuk mengungkap kasus tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah merespons dan memberikan waktu hingga tiga bulan kepada kapolri untuk menindaklanjuti hasil investigasi TPF. "Kalau kapolri kemarin menyampaikan akan meminta waktu enam bulan, saya sampaikan tiga bulan tim teknis bisa menyelesaikan apa yang kemarin disampaikan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/7).
Jokowi mengatakan, hasil temuan TPF terkait kasus Novel tersebut harus ditindaklanjuti untuk mengungkap para pelaku penyerangan. Ia pun berharap dengan temuan-temuan tersebut kasus ini dapat segera terselesaikan.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih tim pencari fakta sudah menyampaikan hasilnya dan hasil itu mesti ditindaklanjuti lagi oleh tim teknis untuk menyasar ke dugaan-dugaan yang ada," ujarnya.