Selasa 23 Jul 2019 08:57 WIB

OKI Kutuk Penggusuran Permukiman Palestina oleh Israel

OKI menyerukan komunitas internasional untuk bergerak menghentikan tindakan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Militer Israel menghancurkan bangunan milik warga Palestina di Sur Baher, Yerusalem Timur, Senin (22/7) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Militer Israel menghancurkan bangunan milik warga Palestina di Sur Baher, Yerusalem Timur, Senin (22/7) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam penghancuran permukiman warga Palestina di Desa Sur Baher, Yerusalem Timur, Senin (22/7). OKI menilai tindakan itu merupakan eskalasi serius yang bertujuan untuk mengubah komposisi demografi kota suci tersebut.

Dalam pernyataannya, seperti dikutip laman Anadolu Agency, OKI menyerukan komunitas internasional mendesak Israel untuk menghentikan tindakan ilegal dan pelanggarannya terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga

Pasukan Israel mulai menghancurkan permukiman komunitas Palestina di desa Sur Baher, Yerusalem Timur. Sejumlah warga Palestina telah dievakuasi secara paksa dari daerah tersebut.

Buldoser yang dikawal ratusan tentara dan polisi Israel mendatangi Sur Baher pada Senin dini hari waktu setempat. “Sejak pukul dua pagi mereka telah mengevakuasi orang-orang dari rumah mereka dengan paksa dan mereka telah mulai menanam bahan peledak di rumah yang ingin mereka hancurkan,” kata Hamada Hamada, seorang tokoh masyarakat di Sur Baher.

Sebanyak 16 bangunan dilaporkan menjadi target penggusuran tersebut. Secara total terdapat 100 apartemen warga Palestina yang akan dihancurkan.

photo
Militer Israel menghancurkan bangunan milik warga Palestina di Sur Baher, Yerusalem Timur, Senin (22/7) waktu setempat.

Rumah yang dihancurkan pasukan Israel di Sur Baher adalah yang berada di dekat tembok penghalang militer. Mahkamah Agung Israel telah menyatakan bahwa pembangunan perumahan di sana ilegal atau melanggar larangan konstruksi.

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Israel, warga Palestina di Sur Baher diberi waktu hingga Jumat pekan lalu untuk meninggalkan atau mengosongkan rumahnya. Namun sebagian besar memilih bertahan hingga buldoser dan pasukan Israel datang ke sana.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengutuk penggusuran tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Palestina, Abbas mengatakan bahwa pembongkaran permukiman Palestina di Sur Baher merupakan bagian dari rencana untuk mengimplementasikan “Deal of the Century”, yakni kerangka perdamaian yang digagas Amerika Serikat (AS).

“Presiden Mahmoud Abbas mengadakan kontak dengan berbagai pihak terkait untuk menghentikan pembantaian Israel ini dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera turun tangan menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina,” kata kantor kepresidenan Palestina, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Abbas pun memuji ketabahan warga Palestina, khususnya mereka yang tinggal di Yerusalem, dalam menghadapi penindasan serta ketidakadilan Israel. Ia menegaskan kembali bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian adalah pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement