REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mulai mengantisipasi penyebaran hewan ternak yang terjangkit virus anthraks menjelang Idul Adha 1440 Hijriah. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Zulyaden mengatakan, petugas akan melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem yang beredar di wilayahnya.
Menurut dia, setiap tahun Dinas Pertanian dan Perikanan rutin melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem kepada hewan ternak menjelang Idul Adha. Pemeriksaan antemortem dilakukan saat ternak berada di pedagang. Sementara pemeriksaan postmortem saat pemotongan hewan di masing-masing lingkungan masyarakat.
"Untuk pemeriksaan antemortem akan mulai minggu depan. Biasanya kita semua periksa di pedagang, tahun kemarin 2.200 ekor di pedagang dan postmotem dilakukan di lingkungan warga ada 3.600 ekor," kata dia, Rabu (25/7).
Ia mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan untuk mencegah beredarnya hewan yang terjangkit virus anthrax, khususnya pada hewan ternak besar. Karena itu, selain melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem, pihaknya juga akan memeriksa lalu lintas ternak.
Menurut dia, selalu ada kemungkinan beredarnya ternak yang terjangkit virus anthraks. Apalagi, Provinsi Jaea Barat (Jabar) belum sepenuhnya bebas anthraks. "Kalau Kota Tasik bebas anthraks, tapi kita kan harus waspada lalu lintas. Karena masyarakat tidak tahu dari mana ternak itu datang," kata dia.
Zulyaden menambahkan, secara umum para pedagang sudah tahu daerah yang belum bebas anthraks. Ia menyontohkan, para pedagang cenderung tak mengambil ternak dari wilayah Bogor lantaran daerah tersebut belum bebas anthraks. "Tapi masyarakat yang belum tahu di lapangan harus mewaspadai," kata dia
Ia mengimbau, masyarakat membeli ternak yang sehat di tempat yang direkomendasikan. Selain itu, masyarakat yang hendak membeli juga dapat meminta surat keterangan hewan dari petugas yang berwenang kepada penjual.