REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, mengalami erupsi pada Jumat (26/7) sore. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, letusan gunung Tangkuban Parahu terjadi hari ini pada pukul 15:48:18 WIB.
"Tinggi kolom letusan kl 200 m. Warna kelabu tebal arah kolom abu ke timur, utara, dab selatan. Erupsi masih berlangsung," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (26/7).
Ia menambahkan, kegempaan saat ini berupa tremor masih terjadi. Kendati demikian amplitudonya makin menurun.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya merilis saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal) dengan beberapa rekomendasi.
Pertama masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas dan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
"Kemudian masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," tulis PVMBG.