REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, Jumat (26/7) sore membuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau para wisatawan mematuhi instruksi tidak mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas gunung itu. Kepala Bagian Manajemen Krisis Kepariwisataan Kemenpar Herry Rachmat Widjaja mengatakan, saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I atau Normal.
Karena itu, ia melanjutkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, di antaranya pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas. "Kementerian Pariwisata mengimbau wisatawan untuk mengikuti instruksi pemerintah dan memperbarui informasi dari media resmi pemerintah, seperti akun Twitter @Kemenpar_RI, @BNPB_Indonesia, dan @vulkanologi_mbg," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (26/7).
Herry menambahkan, saat ini daerah wisata telah ditutup dan wisatawan telah dievakuasi. Hingga kini, ia menyebut Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus mengevaluasi status gunung dan melakukan pemantauan lebih lanjut.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengkonfirmasi Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat erupsi, Jumat (26/7) sore. Pelaksana harian (Plh) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, letusan Gunung Tangkuban Parahu terjadi hari ini pada pukul 15:48:18 WIB.
Menurut informasi resmi dari Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu KESDM, Badan Geologi, PVMBG, Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal). Namun pihak berwenang memberikan rekomendasi agar masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
"Masyarakat dan pengunjung tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks G. Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," ujar informasi resmi tersebut.