REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, sesepuh Nahdatul Ulama, KH Maimun Zubair dikabarkan meninggal di tanah suci pada jam 04.15 waktu setempat. Bagi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), wafatnya KH Maimun adalah kehilangan bagi dunia.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, dunia kehilangan ulama yang sangat disegani," kata Ketua PBNU Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan, KH Robikin Emhas kepada Republika, Selasa (6/8).
KH Robikin berpandangan, KH Maimun adalah ulama panutan yang selalu memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam satu tarikan nafas. Semoga semuanya bisa meneladani beliau.
Di lain tempat, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) juga menyampaikan duka cita atas wafatnya KH Maimun yang akrab disapa Mbah Mun. Menurut PGI, wafatnya Mbah Mun bukan hanya kehilangan bagi umat Islam saja tapi juga bagi bangsa Indonesia.
"Atas nama gereja-gereja di Indonesia, saya menyampaikan turut berdukacita atas berpulangnya kiai karismatik KH Maimun Zubair saat beliau hendak melaksanakan salat tahajud ketika menunaikan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi," kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom kepada Republika, Selasa (6/8).
Di mata Pendeta Gomar, Mbah Mun adalah sosok kiai yang patut menjadi teladan bagi ulama dan tokoh agama yang ada di Indonesia. Sebab dari ragam hiruk piruk kontestasi politik dan agama, Mbah Mun selalu hadir dengan keteduhan.
"Kepergian beliau (Mbah Mun) tidak hanya kehilangan bagi PPP maupun Nahdlatul Ulama, tidak juga hanya kehilangan bagi umat Islam, tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia," ujarnya.