REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho, Nawir Arsyad Akbar
Arah Politik PPP pascameninggalnya Ketua Majelis Syariah PPP Kiai Maimoen Zubair alias Mbah Moen di Makkah pada Selasa (6/8) menjadi pertanyaan. Apakah pengaruh besar Mbah Moen ke PPP akan tetap ada, atau justru ketidakhadiran Mbah Moen justru akan membuka ruang konflik internal partai ka'bah?
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut, Mbah Moen merupakan tokoh sentral yang sangat berpengaruh, mewarnai dan menjadi simbol soliditas PPP. Sehingga, PPP tetap eksis di perpolitikan Indonesia sampai sekarang.
"Meminimalisir friksi dan konflik di internal PPP," kata Pangi, Rabu (7/8).
Selama ini, Mbah Moen mempunyai peran dan pengaruh besar dalam menjaga persatuan di internal PPP. Mbah Moen begitu dihormati dan didengar elite PPP. Ia memiliki konstribusi, pengaruh dan peninggalan besar terhadap PPP.
"Setelah Mbah Moen hanya nilai-nilai dan ajarannya yang bisa tetap hidup di rumah besar partai berlambang ka'bah tersebut," ujar dia.
Kendati demikian, hilangnya sosok Mbah Moen disebut Pangi bisa saja menimbulkan friksi internal di PPP. Terlebih, friksi di tubuh PPP bukan menjadi hal yang baru.
"Tanpa beliau bukan tidak mungkin faksi dan konflik di internal PPP bisa menguat kembali," kata Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting itu.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno pun meminta agar partai berlambang Ka'bah itu dapat menjaga amanah dari almarhum. Terlebih lagi, pesan-pesan terakhir Mbah Moen pada para kader PPP adalah tentang 'menjaga PPP dari kerusakan'.
"Pesan Mbah Moen soal menjaga eksitensi PPP sebagai partai islam harus dijadikan ajimat bagi pengurus PPP saat ini," ujar Adi kepada Republika, Rabu (7/8).
Menurutnya, PPP adalah salah satu partai Islam yang sudah menunjukkan eksistensinya sejak lama. Tak lagi hadirnya Mbah Moen tentu akan menjadi tantangan yang besar bagi partai berlambang ka'bah itu untuk ke depannya.
"PPP partai Islam yang sudah lama mengakar di republik ini, pesan moralnya PPP harus tetap konsisten di jalan yang benar menegakkan nilai-nilai keadilan," ujar Adi.
Selain itu, wafatnya Mbah Moen membuat PPP saat ini tak lagi memiliki salah satu sosok yang dapat dijadikan panutan. Menurut Adi, sosok sesepuh Nahdatul Ulama (NU) itu, sulit digantikan oleh orang lain dalam partai tersebut.
"Sosoknya melintas batas dihormati semua kalangan, dawuh-dawuhnya akan selalu penjadi petuah penting yang akan diingat semua kalangan," ujar Adi.
Ia pun mengimbau semua pihak untuk tak mengkaitkan wafatnya Mbah Moen dengan politik untuk saat ini. Karena menurutnya, sebagian umat Islam di Indonesia sedang berduka dengan wafatnya beliau.
"Untuk saat ini tak usah kaitkan Mbah Moen dengan politik apapun. Mari doakan semoga beliau khusnul khotimah dan mendapat surga terbaik," ujar Adi.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengungkapkan pesan yang selalu ditekankan pada PPP sekaligus menjadi pedoman PPP. Mbah Moen yang dikenal sebagai seorang nasionalis itu selalu berpesan agar seluruh kader PPP menghindari kerusakan.
"Dia Ketua Majelis Syariah DPP PPP, berpesan pentingnya kita ini kedepankan sikap menghindarkan kerusakan daripada mengambil manfaat. Hindarkan kerusakan harus lebih diutamakan," ucap Arsul menyampaikan pesan Mbah Moen.
Menurut Arsul, Mbah Moen menyadari, para politikus seringkali memiliki sifat pragmatisme jangka pendek. Sifat tersebut menimbulkan kerusakan di dunia politik. Maka itu, dalam berpolitik, Mbah Moen berpesan agar sifat pragmatisme dikesampingkan.
"Itu harus diutamakan ketimbang sifat-sifat pragmatis menambah keterbelahan masyarakat, Ini luar biasa sekali yang beliau sampaikan," kata Arsul.
Pesan Mbah Moen itu, kata Arsul bakal diteruskan di PPP dan menjadi pedoman berpolitik para kader PPP. Meski Mbah Moen wafat, namun nilai-nilai yang ditanamkannya, menurut Arsul, akan terus menjadi pedoman arah PPP dalam berpolitik bernafaskan Islam.
Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi juga menyampaikan pesan Mbah Moen yang disebutnya selalu antusias mengikuti perkembangan PPP. Ia mengaku, Mbah Moen menyampaikan agar para kader menjaga PP.
"Jadi teruslah berjuang di PPP ya, jaga dan selamatkan partai ini," kata Awi, sapaan akrab Baidowi, menirunkan ucapan Mbah Moen.
Awi mengaku kaget dan tidak menyangka ada rahasia Ilahi di balik pesan Mbah Moen tentang PPP. Dengan perolehan 19 kursi DPR RI, Mbah Moen berpesan agar pengurus di semua tingkatan introspeksi diri.
"PPP harus tetap memegang prinsip amar ma'ruf nahi munkar," ujar Awi.
Jabatan Ketua Majelis Syariah PPP
Wafatnya KH Maimun Zubai atau akrab disapa Mbah Moen, mengakibatkan posisi Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lowong. Untuk itu, partai berlambang ka'bah ini menunjuk KH. Syukron Makmun untuk mengisi posisi tersebut untuk sementara waktu.
"Secara kepartaian posisi Ketua Majelis Syariah untuk sementara waktu dijalankan oleh pelaksana harian, yakni KH. Syukron Makmun," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi kepada Republika, Rabu (7/8).
Baidowi mengatakan, seluruh kader PPP saat ini sedang berduka dengan wafatnya Mbah Moen. Karena, partai tersebut telah kehilangan salah satu sosok panutan dalam berpolitik dan berdakwah.
"Sebagai kader tentu kami harus siap menjalankan amanah beliau. Saya kira ini menjadi tantangan bagi seluruh kader PPP," ujar Baidowi.
Meski begitu, seluruh kader di partainya akan tetap menjalankan amanah yang telah diberikan beliau semasa hidupnya. Baidowi pun menyampaikan salah satu pesan beliau kepada seluruh kader PPP.
"Kader PPP berpegang teguhlah pada ajaran Islam. Serta patuh dan tunduk pada hukum negara kesatuan Republik Indonesia. PPP harus menjadikan contoh bagi yang lain, sebagai partai berasaskan Islam," ujar Baidowi.
Untuk diketahui, Ketua Majelis Syariah PPP dan sesepuh dari Nahdatul Ulama, KH Maimun Zubair dikabarkan meninggal di tanah suci pukul 04.15 waktu setempat. Kabar duka tersebut terjadi ketika, Mbah Moen, panggilan akrabnya sedang melakukan rangkaian ibadah haji di Makkah.
Mbah Moen meninggal di usia 90 tahun pada dini hari 5 Dzulhijah di Kota Suci Makkah. Almarhum dikebumikan di Pemakaman Ma'la di Kota Makkah.
Perjalanan Karier Kiai Kharismatik KH Maimoen Zubair