REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Anggota TNI yang tergabung dalam Satgas Citarum Harum memasang jaring sampah di Kali Busa Bahagia, Kelurahan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi. Jaring tersebut ditujukan untuk menghitung jumlah sampah yang datang setiap harinya.
Komandan Sektor 20 Satgas Citarum Harum, Kolonel Infanteri Kukuh Hartono, menyatakan, jaring tersebut dipasang oleh anggotanya pada Ahad (4/8). Sejak jaring dipasang, hingga hari Rabu (7/8), sampah telah menumpuk sepanjang 9 meter.
"Selama 3 hari sudah ada 9 meter. Berarti kan setiap harinya ada sekitar 3 meter," kata Kolonel Inf. Kukuh Kepada Republika.co.id.
Komandan Satgas tersebut menegaskan, meskipun anggotanya sudah memasang jaring. Akan tetapi, pihaknya akan tetap membersihkan kali tersebut hingga tuntas.
"Sejak Rabu 31 Agustus saya mendengar masalah ini. Saya langsung berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Babelan dan juga Kelurahan Bahagia. Kamis 1 Agustus saya menerjunkan 20 anggota Satgas hingga hari ini masih tetap bekerja," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, jaring sampah berwarna hitam tersebut dipancangkan dengan tali tambang. Kemudian, dengan tambang tersebut, jaring ditautkan dengan bambu yang ada di pinggir kali.
Jaring dipasang di bawah jembatan penghubung antara Perumahan Graha Persada Sentosa Blok A5 dengan Perumahan Pondok Ungu Permai, Babelan, Bekasi.
Setiap menitnya, dapat dipastikan ada sampah yang datang. Mayoritas sampah tersebut adalah sampah plastik. Namun, ada pula yang berupa sandal bekas, sepatu bekas, botol minum dan juga stirofoam.
Sekretaris Kelurahan (Sekel) Bahagia, Mawardi menjelaskan, jaring sampah sengaja dipasang di jembatan penghubung. Sebab, tempat tersebut merupakan titik yang mudah diakses oleh truk dan alat berat. "Jadi mudah untuk diangkut," kata Mawardi.
Selain itu, Sekel Bahagia itu juga menjelaskan, pemasangan jaring tersebut juga ditujukan untuk memudahkan pembersihan kali. "Kalau hilirnya dibersihkan, tapi sampahnya nambah terus kan susah jadinya," ujarnya.
Kemudian, Mawardi menambahkan, pihaknya tidak akan menuduh oknum yang membuang sampah tersebut. Ia hanya akan fokus membersihkan permukaan kali tersebut. Pasalnya warga Bahagia adalah pihak yang paling dirugikan. "Udah baunya nggak enak. Bikin nyamuk lagi," ucapnya.
Ketua RW 21, Bahagia, Ariffudin menyatakan, berdasarkan pengamatannya, ia berkesimpulan bahwa sampah yang tertumpuk di Kali Busa Bahagia bukan bersumber dari warganya. Melainkan dari hulu kali tersebut. Ariffudin beralasan, sejak Kali Busa Bahagia dipasang jaring. Ia telah menginstruksikan kepada warganya untuk tidak membuang sampah di kali.
Ia mengabarkan, wilayahnya terdiri dari sembilan Rukun Tetangga (RT). Dari kesembilan RT tersebut, hanya ada satu RT yang tinggal di pinggiran Kali Busa Bahagia. "Saya sudah tegaskan ke RT 9 agar mengumpulkan sampahnya, jangan dibuang di kali. Soalnya akan dikumpulkan," ujar Ariffudin.
Ia menambahkan, warga yang masuk ke dalam RT satu hingga delapan adalah penduduk Perumahan Pondok Ungu Permai. Sampah mereka telah dikumpulkan oleh petugas sampah. "Jadi, saya nggak mau menuduh. Tapi, yang jelas warga saya sudah nggak buang sampah di kali lagi," ujar dia.
Salah satu warga yang tinggal di pinggir Kali Busa Bahagia, Paul menceritakan, sekitar 20 tahun yang lalu, aliran kali tersebut berwarna cokelat. Akan tetapi, sejak sampah menumpuk di kali tersebut. Warna airnya berubah menjadi hitam.
Paul juga menceritakan, awalnya kali tersebut juga digunakan untuk mandi. Namun, sejak kali tersebut dicemari oleh sampah, tak ada lagi yang berani mandi di kali tersebut.
"Bahkan mancing pun enggak. Ini kan sampahnya dari hulu sana. Tapi yang dituduh, kami-kami ini yang tinggal di pinggir (kali). Padahal mana mungkin kami membuang sampah sebanyak ini," ucapnya.