REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Kepala kepolisian Kota Srinagar, Kashmir, Dilabagh Singh mengatakan, jam malam diperlonggar untuk waktu shalat Jumat di Kashmir. Jam malam ketat di Kashmir yang telah memasuki hari kelima tersebut diperlonggar karena memasuki hari Jumat (9/8) waktu setempat.
"Orang-orang akan diizinkan pergi ke masjid-masjid khusus daerah itu untuk shalat di sebagian besar kota Srinagar," kat Singh kepada AP dilansir Aljazirah, Jumat (9/8).
Pelonggaran jam malam, kata dia bersifat sementara. Meski demikian, rincian pelonggaran jam malam tidak diberikan pihak kepolisian.
Kesunyian menyelubungi pusat kota Srinagar pada Kamis malam. Jalan-jalan yang biasanya ramai kini diblokir dengan gulungan kawat berduri. Setiap jalan ditutup.
Warga setempat dipaksa berada hanya di dalam ruangan. Sementara, ribuan tentara India yang menyamar berpatroli dengan membawa senjata di pinggang mereka. Pemerintahan Narendra Modi memberlakukan isolasi keamanan dan memutuskan hampir semua komunikasi di Kashmir sejak Ahad malam lalu.
Tentara India juga menahan lebih dari 500 orang. Awal pekan ini, India mencabut status otonomi Kashmir melalui Pasal 370 dan 35A. Modi menurunkan status Kashmir dari negara bagian menjadi sebuah kawasan.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi pun mengunjungi China sebagai bagian dari upaya untuk menekan India untuk membatalkan keputusannya yang mencabut status khusus wilayah Kashmir yang disengketakan. Shah Mahmood Qureshi akan bertemu dengan para pemimpin China pada Jumat. Sebelum berangkat ke Beijing, Qureshi mengatakan ia akan menginformasikan jajaran pemerintahan Islamabad tentang situasi tersebut.
Pakistan mengatakan tengah mempertimbangkan proposal untuk melaporkan ke Mahkamah Internasional atas tindakan India. Meski, Modi mengakui langkahnya tersebut untuk menanggulangi terorisme.