Sabtu 10 Aug 2019 21:07 WIB

Perlambatan Ekonomi Global Untungkan Pasar Reksa Dana

Penurunan suku bunga acuan ikut mendorong pasar reksa dana dan pasar modal.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Elba Damhuri
Ilustrasi Indeks Harga Saham
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Indeks Harga Saham

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perlambatan ekonomi global memberikan sentimen terhadap pasar domestik, salah satunya adalah penurunan suku bunga acuan BI (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 25 bps menjadi  5,75 persen. Hal ini diperkirakan berdampak positif pada pasar keuangan, terutama investasi di reksadana.

Agar imbal hasil investasi nasabahnya makin optimal, Bank Commonwealth yang berbisnis Wealth Management menggandeng Sucor Asset Management (Sucor AM) dan Asset Management, melengkapi produk-produk reksa dananya.

Menurut President Director Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana, penurunan suku bunga acuan ini diperkirakan akan berdampak baik terutama pada obligasi dan saham.

"Apabila cost of fund (biaya dana) dan (bunga) deposito mencapai level yang sangat rendah tentu pasar modal menjadi lebih menarik, walaupun dengan adanya risiko yang  lebih tinggi. Reksadana menjadi  pilihan yang  paling mudah untuk  dimiliki," ujar Jemmy dalam diskusi Market Update 2019 dan New Synergy Bank Commonwealth and Sucor Asset Management, di Jakarta, akhir pekan ini.

Beberapa hari lalu, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal  II  2019  5,05 persen secara  tahunan. Sehingga  pada dasarnya berbagai pengaruh global dan domestik yang terjadi di market masih bisa dikendalikan. Hal ini dapat dilihat dengan kondisi market global yang cukup positif dengan terkendalinya risiko-risiko yang ada. 

Head of Wealth Management & Client  Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya  mengatakan dengan kondisi yang stabil  dan kondusif ini, dunia investasi khususnya investasi reksa dana sangat diuntungkan.

"Penurunan suku bunga acuan tersebut  tentunya memberikan stimulasi positif terhadap industri reksa dana. Investor dapat memanfaatkan kondisi ini untuk menambah investasinya di obligasi atau  reksa dana saham agar mendapatkan imbal hasil yang optimal," jelas Ivan.

Ia melanjutkan, investor menyukai produk dengan catatan kinerja yang  baik. Reksa dana saham secara historikal masih memberikan imbal hasil yang tertinggi dalam jangka panjang dibandingkan dengan reksa dana pasar  uang, reksa dana pendapatan tetap serta reksa dana campuran.

Oleh karena itu, Bank Commonwealth memulai kerja sama dalam mendistribusikan reksa dana di  bawah kelolaan Sucor AM yaitu Sucorinvest Equity Fund di mana secara kinerja produk ini memberikan imbal hasil sebesar 66,29 persen dalam tiga tahun  terakhir, sementara tolok ukur IHSG memberikan imbal hasil sebesar 21,91 persen (data per Juli 2019).

Untuk melengkapi reksa dana saham Sucor AM, Bank Commonwealth juga mendistribusikan reksa dana Sucorinvest Money Market Fund, reksa  dana pasar uang dengan dana kelolaan  Rp 2,96 triliun (data per akhir Juli 2019).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement