Ahad 11 Aug 2019 13:59 WIB

Pencari Suaka Berharap Dapat Daging Kurban

Ada yang terakhir kali menikmati daging kurban saat empat tahun yang lalu.

Suasana  pengungsiah para pencari suaka di depan gedung eks Kodim Kalideres (ilustrasi)
Foto: Republika/Mabrurah
Suasana pengungsiah para pencari suaka di depan gedung eks Kodim Kalideres (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pencari suaka di tempat penampungan bekas markas Kodim Kalideres Jakarta Barat mengharapkan bisa mendapat daging kurban di Hari Raya Idul Adha. "Iya semua orang pasti senang kalau bisa makan daging kurban. Insya Allah dapat," kata salah satu pengungsi asal Afganistan, Khadijah saat ditemui di penampungan di Kalideres, Jakarta, Ahad (11/8).

Ia mengatakan terakhir kali merasakan daging kurban adalah saat ia masih di Afghanistan empat tahun yang lalu. Dia juga mengenang setiap Idul Adha, ia dan keluarganya selalu memasak masakan khas dan spesial dari Afghanistan.

Baca Juga

Namun di tengah keprihatinan di tempat penampungan sekarang, ia hanya bisa berharap Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) bisa segera mengurus administrasi kepindahannya ke negara tujuan. "Kami berharap kami bisa segera keluar dari situasi ini dan Afganistan diberi kedamaian," ucapnya.

Senada dengan Khadijah, Praise yang juga datang dari Afghanistan berharap bisa merasakan masakan daging kurban di Indonesia meskipun di Hari Raya Idul Adha ini ia tidak bisa merayakannya. "Aku biasanya makan makanan khas Afganistan seperti Qanli plaw, kabab, beryani, dan shorwa. Sekarang sudah tidak lagi merayakan," tutur Pasie yang sudah tinggal di Indonesia selama tiga tahun itu.

Ia mengatakan tidak pernah mendapatkan daging kurban selama tiga tahun ia tinggal di Indonesia. Karena menurutnya banyak orang yang menganggapnya non-Muslim. Praise berharap di Hari Raya Idul Adha, ia dan keluarganya bisa segera pindah menuju negara tujuannya yaitu Amerika Serikat dan mendapatkan kehidupan yang layak.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement