REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON – Pemerintah Jamaika menuntut British Museum untuk mengembalikan benda-benda koleksinya yang diambil saat Pulau Jamaika masih menjadi koloni Inggris.
Menteri Kebudayaan Jamaika, Olivia Grange, mengatakan pihaknya ingin British museum mengembalikan setiap artefak termasuk patung kayu berusia 500 tahun yang dianggap mewakili Boiyanel yakni dewa hujan.
Selain itu sosok pahatan dari roh burung hingga manusia yang ditemukan dalam sebuah gua pada 1792. Hal itu pun membuat perdebatan berkembang tentang apakah lembaga seperti British Museum harus tetap mempertahankan benda-benda yang secara budaya sangat penting bagi negara asalnya.
Tuntutan pengembalian benda-benda dari British Museum itu diajukan Grange di hadapan parlemen Jamaika pekan lalu. Grange mengatakan artefak-artefak itu diambil saat proyek penggalian arkeologi awal ketika pulau itu masih menjadi koloni Inggris.
Dia mengungkapkan potongan-potongan artefak itu dibuat Taino seorang penduduk asli Karibia yang ditemui penjelajah Barat abad ke-15. “Benda-beda itu bahkan tidak dipajang, benda itu tak ternilai, benda itu penting bagi kisah Jamaika dan mereka milik rakyat Jamaika,” kata Grange seperti dilansir The Guardian pada Jum'at (9/8).
Grange juga mengungkapkan pemerintah Jamaika bersama komisi Nasional reparasi tengah berupaya agar benda-benda tersebut dikembalikan. Benda-benda Taino berada di beberapa tempat di Eropa dan Amerika Utara. Sedang artefak itu ada di British museum pada awal abad 20 dari koleksi yang dikumpulkan William Ockleford Oldman.
Juru bicara British Museum belum menerima permintaan secara resmi dari Kementerian Budaya Jamaika. “Dua benda Taino, bangku dan sosok berdiri telah dipamerkan pada umum di galeri Pencerahan sejak 2009. Benda-benda Taino dalam koleksi telah dipinjamkan secara luas ke India, Jepang, Spanyol, Prancis, Singapura, dan Museum Horniman di London. Kursi ritual Taino adalah bagian dari sebuah sejarah perjalanan dunia yang telah dilihat oleh lebih dari satu juta orang di berbagai tempat dari 2014 sampai 2018,” kata juru bicara British Museum.
Seperti halnya permintaan Jamaika, Yunani juga menginginkan British museum mengembalikan Parthenon Marbles, sedang Ethiopia menginginkan benda-benda yang diambil selama Pertempuran Maqdala. Sementara komunikasi pun sedang berlangsung untuk beberapa koleksi Perunggu Benin spektakuler untuk dipinjamkan ke pusat budaya baru di Kota Benin, Nigeria. Andrian Saputra