REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan, gagasan untuk menjual Greenland kepada Amerika Serikat (AS) merupakan ide yang sangat absurd. Pernyataan tersebut dilontarkan setelah penasihat ekonomi untuk Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi minat AS untuk membeli pulau terbesar di dunia itu.
"Greenland tidak untuk dijual. Greenland bukan Denmark. Greenland milik Greenland. Saya sangat berharap bahwa ini tidak dimaksudkan dengan serius," ujar Frederiksen kepad surat kabar Sermitsiaq dalam kunjungan ke Greenland.
Greenland, yang terletak di antara Atlantik Utara dan Samudra Arktik, bergantung pada dukungan ekonomi Denmark. Greenland menangani urusan dalam negerinya sendiri, sementara Kopenhagen menjaga pertahanan dan kebijakan luar negeri.
“Ini adalah diskusi yang tidak masuk akal, dan Kim Kielsen (perdana menteri Greenland) tentu saja menjelaskan bahwa Greenland tidak untuk dijual. Di situlah pembicaraan berakhir," kata Frederiksen kepada penyiar Denmark DR.
Sementara itu, pada Jumat (16/8) lalu, Menteri Luar Negeri Greenlad Ane Lone Bagger mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan bisnis tapi tidak menjual Greenland. "Kami terbuka untuk bisnis, tetapi kami (Greenland) tidak untuk dijual," ujarnya.
Pada Ahad (18/8) lalu, Trump mengkonfirmasi bahwa kemungkinan AS akan membahas langkah-langkah untuk membeli Greenland. Namun, hal itu bukan menjadi prioritas langsung.
"Konsepnya muncul dan secara strategis itu menarik. Ini bukan prioritas nomor satu," kata Trump kepada wartawan.
Trump dijadwalkan mengunjungi Kopenhagen pada awal bulan depan. Dia akan melakukan pertemuan dengan Frederiksen dan Perdana Menteri Greenland Kim Kielsen.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengkonfirmasi bahwa Trump secara pribadi mendiskusikan gagasan untuk membeli Greenland. Namun, pembicaraan tersebut belum final.
“Saya tidak ingin memprediksi hasil. Saya mengatakan kepada presiden mengenai satu atau dua hal yang saya ketahui tentang membeli real estat, ingin meninjau pembelian Greenland," kata Kudlow kepada Fox News.
Kudlow mengatakan, pembicaraan mulai berkembang. Dia mencatat bahwa Presiden AS Harry Truman juga ingin membeli Greenland. Sebuah perjanjian pertahanan antara Denmark dan AS pada 1951, memberikan hak militer AS atas Pangkalan Udara Thule di Greenland utara.
“Denmark memiliki Greenland, Denmark adalah sekutu, Greenland adalah tempat yang strategis di atas sana. Dan mereka punya banyak mineral berharga," ujar Kudlow.