Selasa 20 Aug 2019 14:43 WIB

Sleman Kukuhkan Lagi Satu Desa Tangguh Bencana

BPBD Sleman turut melakukan gladi lapang dengan skenario bencana angin kencang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Sleman.
Foto: Wahyu Suryana.
Kantor Pemkab Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, DIY, Sri Purnomo, kembali mengukuhkan Desa Tangguh Bencana (Destana). Kali ini, Desa Sidoarum di Kecamatan Godean sekaligus 10 orang Tim Destana Sidoarum yang dikukuhkan.

Pengukuhan itu ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) bagi seluruh anggota Tim Destana Sidoarum. SK diserahkan secara langsung Bupati Sri Purnomo ke Tim Destana Sidoarum.

Pengukuhan disaksikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Haenry Dharma Widjaya. Haenry mengapresiasi pengukuhan Destana tersebut.

Ia menilai, Destana merupakan usaha dalam penguatan kelembagaan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana. Serta, sebagai wujud kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman-ancaman bencana.

Haenry menekankan, BPBD Kabupaten Sleman akan senantiasa berusaha mengimplementasikan penguatan kelembagaan masyarakat. Salah satunya dengan menyinergikan peran-peran berbagai elemen yang terlibat.

"Pemerintah, masyarakat dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat Sleman yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana," kata Sri, di Lapangan Stadion Sidoarum, Selasa (20/8).

Lebih lanjut, Haenry memaparkan, dengan dikukuhkannya Desa Sidoarum sebagai Desatana tentu jumlah Destana di Kabupaten Sleman bertambah. Hari ini, sudah ada 51 Destana yang dibentuk dan dikukuhkan.

Selain pengukuhan Tim Destana, BPBD Sleman turut melakukan gladi lapang dengan skenario bencana angin kencang. Sebanyak 200 orang terlibat dalam pelaksanaan gladi lapang tersebut.

Dalam sambutannya, Sri Purnomo menuturkan, gladi lapang merupakan usaha Pemkab Sleman sebagai persiapan hadapi bencana. Di Desa Sidoarum, potensinya berupa bencana angin kencang.

Selain itu, pelaksanaan gladi lapang itu menjadi langkah untuk menyamakan persepsi dan mematangkan koordinasi antar instansi soal penanganan bencana. Tapi, tidak cuma menyikapi kejadian bencana.

"Saat ini kita tidak lagi bersikap responsif, namun sudah menuju preventif yaitu pengelolaan risiko bencana," ujarnya.

Sri merasa, peran aktif masyarakat, tim relawan dan para pemangku kepentingan sangat penting dalam melakukan mitigasi bencana alam. Utamanya, bencana-bencana potensial yang ada di Sleman.

Untuk itu, ia menekankan, Pemkab Sleman akan senantiasa berusaha meningkatkan bekal masyarakat. Utamanya, tentu saja dengan pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana.

Bupati mengingatkan, adanya dampak yang lebih besar dalam kejadian-kejadian bencana banyak memiliki faktor. Tapi, salah satunya, lantaran kekurangan pengetahuan masyarakat. "Tentang langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana," kata Sri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement