Ahad 25 Aug 2019 10:17 WIB

BPBD Sukabumi: 85 Rumah Rusak Akibat Bencana

Angka tersebut belum termasuk ratusan rumah yang rusak akibat gempa bumi bulan ini.

[Ilustrasi] Rumah rusak terdampak bencana gerakan tanah di Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: Antara/Budiyanto
[Ilustrasi] Rumah rusak terdampak bencana gerakan tanah di Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat selama kurun waktu Januari hingga Juni 2019 jumlah rumah yang rusak akibat bencana mencapai sebanyak 85 unit. Jumlah rumah yang rusak tersebut tersebar di 23 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Ahad (25/8), menjelaskan jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 23 unit, 56 unit rusak sedang, dan enam rusak ringan. Selain itu, sebanyak 93 rumah terancam.

Baca Juga

Sementara untuk kejadian bencana, yakni sebanyak tujuh kejadian kebakaran, longsor 56 kejadian, banjir lima kejadian, angin puting beliung lima kejadian dan pergerakan tanah satu kejadian. Bencana yang terjadi di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali itu, kata dia, tidak hanya merusak rumah, tetapi fasilitas umum dan sosial lainnya seperti lima jembatan rusak sedang.

Kemudian saluran air sebanyak tiga unit rusak berat dan 13 rusak sedang, enam unit tempat ibadah rusak sedang, enam sekolah rusak sedang. Selain itu, bencana merusak jalan di sembilan titik serta 17 titik sawah atau lahan pertanian.

Menurutnya, jumlah kerusakan ini merupakan rekapitulasi hingga Juli lalu dan dipastikan akan bertambah pada Agustus 2019. Sebab, beberapa waktu lalu terjadi gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo yang berpusat di Kabupaten Sumur, Provinsi Banten, mengakibatkan ratusan rumah di Kabupaten Sukabumi rusak.

"Kendati demikian, bencana yang terjadi ini tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa, hanya dua warga saja yang terluka itu pun luka ringan. Namun, akibat bencana ini kerugiannya mencapai Rp 4 miliar lebih," tambahnya.

Ia mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan terjadi bencana. Pada musim kemarau ini, bencana didominasi kebakaran dan kekeringan yang jumlahnya meningkat sejak empat bulan terakhir atau mulai April.

Karena itu, untuk antisipasi terjadinya bencana, khususnya di musim kemarau ini, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran baik rumah, hutan maupun lahan. "Dan yang terpenting untuk selalu mengawasi dan memeriksa kompor dan jaringan listrik yang bisa memicu terjadinya kebakaran," demikian Daeng Sutisna.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement