Senin 26 Aug 2019 19:15 WIB

PVMBG: Gunung Slamet Masih Berstatus Waspada

Peningkatan aktivitas Gunung Slamet kali ini mirp dengan peristiwa tahun 2008-2009.

Petugas mendata aktivitas Gunung Slamet menggunakan alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas mendata aktivitas Gunung Slamet menggunakan alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, hingga sekarang masih berstatus waspada. Hal itu disampaikan oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sukedi, Senin Siang.

"Dalam beberapa hari terakhir, amplitudo tremor menerusnya memang terlihat relatif rendah, dominan di angka 0,5 milimeter, namun sebenarnya masih fluktuatif, sehingga status Gunung Slamet masih waspada," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Baca Juga

Sukedi mengatakan, berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, kondisi tersebut menunjukkan karakter Gunung Slamet. Dalam peningkatan aktivitas Gunung Slamet kali ini, menurut dia, amplitudo tremor menerus tertinggi yang tercatat di Pos PGA Slamet yang berlokasi di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, mencapai 5 milimeter.

"Beberapa hari lalu, amplitudonya sempat mencapai 5 milimeter dan sampai sekarang masih fluktuatif karena kadang 4 milimeter, kadang 3 milimeter, naik lagi 4 milimeter, turun menjadi 2 milimeter, dan sekarang dominan 0,5 milimeter," jelasnya.

Selain itu, menurut dia, gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet pun masih sering terjadi hingga ratusan kali per hari dan kadang ada gempa tektonik jauh yang terekam. Terkait dengan karakter Gunung Slamet tersebut, Sukedi mengatakan petugas Pos PGA Slamet maupun masyarakat harus sabar.

"Sabar ada dua, sabar menanti apakah statusnya akan naik ataukah sabar statusnya akan turun kembali menjadi normal," katanya.

Sukedi mengakui peningkatan aktivitas Gunung Slamet kali ini hampir sama dengan peristiwa yang sama pada tahun 2008-2009 karena saat itu, status waspada berlangsung cukup lama hingga akhirnya diturunkan menjadi aktif normal atau tidak sampai ditingkatkan menjadi siaga.

Sementara pada 2014, status waspada berlangsung cepat dan sempat dinaikkan menjadi siaga hingga akhirnya turun menjadi waspada dan selanjutnya kembali aktif normal. PVMBG pada tanggal 9 Agustus 2019, pukul 09.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi waspada.

"Dulu, tahun 2008-2009, status waspadanya cukup lama, makanya kita dituntut untuk sabar, sabar menanti naik atau sabar menanti turun," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement