Selasa 27 Aug 2019 09:36 WIB

Pengamat Apresiasi Terkendalinya Inflasi Pangan

Infasi pangan pada 2017 mencapai angka terendah yakni 1,26 persen.

Petani mengumpulkan hasil panen jagung yang sudah dikeringkan di Desa Handap Herang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/8).
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Petani mengumpulkan hasil panen jagung yang sudah dikeringkan di Desa Handap Herang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Ichsanudin Noorsy mengapresiasi capaian pemerintah dalam menekan infasi pangan. Dia mengatakan suksesnya inflasi pangan dalam angka terendah pada tahun 2017 yaitu hanya 1,26 persen.

Menurut Noorsy, capaian itu patut diapresiasi sebab merupakan inflasi terendah dalam sejarah ekonomi Indonesia. Menurutnya, pemerintah juga sudah melakukan berbagai hal yang berpengaruh besar terhadap tujuan pembangunan mencapai ketahanan serta kedaulatan pangan di Tanah Air.

Baca Juga

"Oleh Amran Sulaiman, inflasi pangan setiap tahun terkendali. Tidak ada gejolak pangan yang amat besar. Setiap tahun angka inflasi pangan selalu rendah," ucap Noorsy, Senin (26/8) melalui siaran pers.

Noorsy juga mengapresiasi pemerintah terkait ekspor pertanian yang terus meningkat. Selain itu, Kementrian pertanian juga melibatkan KPK untuk mengawasi kerja lembaganya.

Sementara itu, Wakil Rektor IPB Agus Purwito menyampaikan kinerja pemerintah di bidang pertanian telah menunjukkan mampunya pangan Indonesia produktif untuk kesejahteraan masyarakat serta petani.

"Terbukti ekspor lima tahun sebelumnya adalah 33 juta ton lalu mampu meningkat tahun 2018 menjadi 42 juta ton. Inflasi pangan juga pernah rendah 1,26 persen tahun 2017," kata Agus.

Kemudian, Agus menilai, pemerintah juga telah memiliki inovasi program. Misalnya memanfaatkan lahan rawa untuk diubah menjadi persawahan produktif. Hal itu merupakan upaya yang baik untuk membangun pertanian nasional.

"Mentan juga mengoptimalkan pemanfaatan teknologi 4.0 yang kini berkembang. Itu akan mampu menarik minat generasi muda untuk menekuni industri pertanian," ujar Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement