REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel pada Sabtu (31/8) mengatakan telah memerintahkan penambahan pasukan untuk ditempatkan di daerah komandonya di utara serta penundaan latihan pasukan. Perintah itu dikeluarkan pada saat ketegangan Israel dengan gerakan Hizbullah Lebanon, yang memiliki kekuatan senjata, tetap tinggi.
Militer Israel mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa pasukan darat, udara, angkatan laut dan intelijen telah meningkatkan kesiapan mereka menghadapi berbagai skenario di daerah komando di utara. Militer di Twitter mengunggah foto-foto tank dan pasukan keamanan sedang digelar.
Israel dan Hizbullah, yang terakhir kali terlibat dalam perang pada 2006, sama-sama bersiaga penuh setelah pesawat nirawak (drone) digunakan pada MInggu untuk menyerang target yang terkait dengan proyek peluru kendali.
Hizbullah menuding Israel berada di balik serangan di Beirut, yang jarang terjadi, dan mengatakan akan melakukan pembalasan. Kelompok itu telah membantah memiliki fasilitas peluru kendali. Lebanon, sementara itu, menuduh Israel mencari pembenaran untuk melakukan agresi.
Tanpa menyatakan bertanggung jawab atas serangan drone itu, militer Israel mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai informasi rinci soal gerakan dukungan Iran untuk menunjukkan Hizbullah cara-cara membuat rudal yang sangat tepat sasaran.