REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 100 orang Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Pemersatu Bangsa menggelar unjuk rasa di Bundaran Patung Kuda Indosat Rabu (4/9). Dalam aksinya, mereka menegaskan bahwa mahasiswa dan masyarakat Papua tidak ingin Papua bernasib seperti Timor Leste.
Koordinator aksi, Markus mengatakan, nasib dari masyarakat Timor Leste saat ini tidak lebih baik ketika memutuskan untuk melepaskan diri dari wilayah Indonesia. Menurut dia, hal itu tidak diinginkan oleh masyarakat Papua.
"Timor Leste sudah menyontohkan kepada kita bahwa merdeka tidak menjamin kesejahteraan seperti yang dibayangkan sebelumnya," ujar Markus dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (4/9).
Karena itu, Markus menyerukan untuk melawan segala macam upaya separatisme yang ada di Papua. Markus juga meminta seluruh bangsa Indonesia tidak mudah terprovokasi atas isu-isu terkait referendum Papua.
"Bangsa ini adalah bangsa yang terlahir dalam kebhinnekaan. Jangan pemerintah diintervensi oleh oknum-oknum yang akan memecah belah bangsa ini," ucapnya.
Markus menegaskan bahwa gerakan separatis yang menginginkan Papua melepaskan diri dari Republik Indonesia jelas bertentangan dengan konstitusi. Karena itu, menurut dia, pemerintah menindak tegas pihak-pihak yang ingin mengacaukan stabilitas bangsa tersebut. "Jangan karena alasan rasisme, gerakan separatis kemudian muncul untuk memecah belah bangsa. Gerakan separatis itu sudah bertolakbelakang dengan konstitusi kita," katanya.