REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Pemerintah Guatemala menyatakan keadaan darurat di lima provinsi timur laut dalam upaya meraih kembali kendali setelah tiga tentara dibunuh tersangka geng perdagangan narkoba, Rabu (5/9).
Pihak berwenang akan mengirim lebih banyak personel militer dan polisi ke provinsi Alta Verapaz, El Progreso, Izabal, Peten, dan Zacapa. Wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan narkoba yang membentang dari Honduras ke perbatasan Meksiko.
Dalam status darurat itu, jam malam akan diberlakukan, demonstrasi dilarang dan angkatan bersenjata diberi kemudahan untuk menahan orang. Keputusan tersebut harus mendapat persetujuan Kongres.
"Kelompok-kelompok penjahat ini beroperasi di seluruh wilayah itu," kata Presiden Guatemala Jimmy Morales dalam konferensi pers.
Angkatan Darat Guatemala mengatakan sekelompok tersangka penyelundup narkoba pada Selasa (4/9) 'menyergap' patroli sembilan tentara, yang ditugaskan menahan sebuah pesawat yang diduga mengangkut narkoba. Guatemala, seperti tetangganya El Salvador dan Honduras, adalah rute transit untuk sebagian besar kokain yang mengalir ke Amerika Serikat. Para kandidat yang mencalonkan diri untuk jabatan publik dalam pemilihan baru-baru ini dituduh memiliki hubungan dengan dunia perdagangan narkoba.