Kamis 12 Sep 2019 10:22 WIB

IHSG Menguat Seiring Harapan Meredanya Perang Dagang

Sentimen geopolitik yang membaik membawa kelanjutan penguatan bagi perdagangan global

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Seorang jurnalis berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang jurnalis berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis dibuka menguat seiring harapan meredanya tensi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Pada sesi perdagangan pagi ini (12/9), IHSG dibuka menguat 17,04 poin atau 0,27 persen menjadi 6.398,99. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 4,01 poin atau 0,40 persen menjadi 1.006,56.

"Adanya katalis positif dari eksternal mengenai perang dagang mampu memberikan dorongan bagi IHSG. Apalagi saham di AS juga menguat, menjadi sinyalemen positif bagi IHSG untuk kembali melanjutkan kenaikan pada hari ini," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis (12/9).

Ia mengemukakan sentimen geopolitik yang membaik membawa kelanjutan penguatan bagi perdagangan bursa saham global. Hal itu terjadi setelah terdengar kabar bahwa pemerintah Cina akan mengambil langkah untuk mitigasi efek samping dari perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

"Salah satu langkah yang diambil pemerintah China, yakni melalui pengecualian tarif sebesar 25 persen terhadap 16 kategori produk efektif selama satu tahun," katanya.

Ia menambahkan, ke-16 produk itu di antaranya udang, pelumas industri, mesin pemberantas kanker, minyak pelumas dan sejumlah bahan kimia lain. Pengecualian itu mulai diterapkan 17 September dan akan berlaku selama satu tahun.

Di sisi lain, lanjut dia, para perunding dari kedua negara sedianya akan bertemu pada bulan ini untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pembicaraan tingkat tinggi pada Oktober mendatang, di Washington, AS.

Dari dalam negeri, Alfiansyah mengemukakan, sentimennya juga relatif positif menyusul pertumbuhan penjualan ritel yang lebih baik dibandingkan ekspektasi.

Berdasarkan survei penjualan eceran Juli 2019 yang dirilis Bank Indonesia, penjualan eceran terindikasi mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang tumbuh 2,4 persen (yoy), meningkat dari IPR pada bulan sebelumnya.

Penjualan eceran juga diprakirakan tumbuh meningkat pada Agustus 2019. Hal itu terindikasi dari prakiraan pertumbuhan IPR Agustus 2019 yang meningkat menjadi 3,7 persen (yoy) ditopang oleh peningkatan penjualan kelompok Suku Cadang dan Aksesori.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 174,75 poin (0,81 persen) ke 21,772,51, indeks Hang Seng melemah 64,91 poin (0,24 persen) ke 27.094,15, dan indeks Straits Times melemah 6,14 poin (0,19 persen) ke posisi 3.198,38.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement