Kamis 19 Sep 2019 13:35 WIB

Ombudsman Pandang Perlu Regulasi Lindungi Data Pribadi

Perlindungan data pribadi harus ditegaskan dengan payung hukum yang cukup.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Anggota Ombudsman Alvin Lie.
Foto: Antara
Anggota Ombudsman Alvin Lie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Ombudsman Alvin Lie menilai perlu adanya sebuah regulasi untuk melindungi privasi dan data pribadi yang mengikat pemerintah dan pelaku bisnis. Pendapatnya terkait bocornya data-data pribadi penumpang maskapai Lion Group.

"Kami yang di Ombudsman ini memberi perhatian lebih adalah perlunya sebuah regulasi terutama mengenai undang-undang perlindungan privasi dan data pribadi yang mengikat tidak hanya pemerintah namun juga pelaku bisnis, agar diwajibkan melindungi, mengamankan data-data pribadi pelanggan maupun pengguna jasa agar tidak mudah diakses oleh pihak-pihak yang tidak kompeten atau tidak berwenang serta tidak disalahgunakan," ujar Alvin Lie, Kamis (19/9).

Baca Juga

Dia juga menambahkan bahwa kewajiban ini perlu diberikan dan ditegaskan dengan payung hukum yang cukup. Serta tidak membedakan apakah data-data tersebut disimpan di dalam negeri atau menggunakan jasa penyimpanan di luar negeri.

Selama para pelaku bisnis yang melakukan kegiatan bisnis itu berada di Indonesia, tentunya para pelaku bisnis tersebut harus patuh pada peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Menanggapi bocornya data-data pribadi penumpang Lion Group, anggota Ombudsman yang juga pengamat penerbangan tersebut menilai bahwa hal ini menunjukkan masih lemahnya sistem perlindungan data pribadi.

"Terkait bocornya data penumpang Lion Group, terutama data-data pribadi seperti nomor paspor penumpang dan lain-lain, ini menunjukkan bahwa sistem perlindungan data pelanggan masih kurang kuat. Kemungkinan data tersebut dikelola oleh pihak ketiga, bukan oleh pihak Lion sendiri. Kemudian juga kurang update-nya data security," kata Alvin Lie.

Menurut dia, hingga saat ini belum diketahui apakah data yang bocor tersebut disalahgunakan oleh pihak-pihak lain atau belum, namun isu utama di sini adalah data-data pribadi penumpang itu bocor.

Sebelumnya maskapai Lion Air Group Malindo Air bekerja sama dengan konsultan cybercrime independen melaporkan terjadinya kebocoran data penumpang untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Malindo Air menyadari beberapa data pribadi penumpang yang disimpan (hosted on) di lingkungan berbasis cloud kemungkinan telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab

Tim internal Malindo Air bersama penyedia layanan data eksternal, Amazon Web Services (AWS) dan GoQuo sebagai mitra e-commerce saat ini sedang menyelidiki atas hal tersebut. Untuk tindakan pencegahan, Malindo Air menghimbau dan menyarankan kepada seluruh penumpang atau pelanggan yang memiliki akun Malindo Miles segera mengubah kata sandi (to change their passwords) jika kata sandi digunakan sama pada layanan yang lain secara online.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement