REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paolo Maldini mengakui persiapan melakoni laga derbi Milan lebih menegangkan saat ini dibandingkan dengan ketika ia masih menjadi pemain dulu. Perbedaan antara bermain dan mengalaminya sebagai direktur, dikatakan dia, sangat besar.
"Anda tidak bermain, karenanya, Anda bersiap menontonnya. Dari sisi stres, menonton pertandingan memiliki lebih banyak efek daripada memainkannya. Dengan memainkannya, setidaknya Anda bisa melampiaskan insting, ketakutan, dan kekhawatiran Anda,” kata pria 51 tahun itu kepada Milan TV, dikutip Football Italia, Kamis (19/9).
Maldini sedang mempersiapkan Derby della Madonnina ketiga sebagai salah satu direktur Rossoneri.
“Selalu menyenangkan, tetapi saya harus mengatakan bahwa, syukurlah, pentingnya derbi ini tidak lebih besar daripada pentingnya memenangkan sesuatu musim ini,” kata Milan.
Di kota-kota lain, kata dia, derbi lebih penting karena kedua tim yang terlibat tidak pernah mencapai target lebih tinggi daripada satu pertandingan tunggal.
Maldini sudah melakoni derbi Milan sebanyak puluhan kali. Maldini menghitung ada lebih dari 50 kali ia tampil dalam laga derbi dan menurut dia semuanya berbeda.
"Saya tidak bermain 100 persen pada laga pertama karena tegang pada usia 16, 17 atau 18 tahun, agak sulit dikelola. Laga-laga itu lebih sulit daripada yang saya mainkan saat berusia 35, 36 tahun," kata mantan bek kiri Rossoneri.
Dari semua laga derbi ini, yang paling berkesan bagi Maldini adalah pertemuan di Liga Champions pada semifinal. Milan menang aturan gol tandang dalam dua laga semifinal atas Inter dan kemudian lolos ke final untuk menjadi juara.
“Itu mungkin pertemuan yang paling intens," kata dia.