Sabtu 21 Sep 2019 01:00 WIB

IUCN: Badak Ada di Daftar Populasi Kritis Terancam Punah

Sejak awal 2000-an, IUCN telah menetapkan status badak kritis terancam punah.

Seekor badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Seekor badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan Union for Conservation of Nature (IUCN) Species Survival Commission (SSC) Anwar Purwoto mengatakan bahwa populasi badak di Indonesia saat ini sudah berada dalam daftar satwa yang sangat kritis dan terancam punah. Status tersebut sudah dikeluarkan oleh IUCN sejak awal 2000-an.

"Jumlah badak sejak saat itu terus menurun drastis," kata dia di Jakarta, Jumat saat diskusi publik dengan tema Selamatkan, Lindungi, Tingkatkan Populasi Badak Indonesia.

Baca Juga

Anwar menyebutkan, sebelum dikeluarkan status terancam punah pada badak, jumlah populasi ini mencapai 400 ekor pada 1998 dengan keseluruhannya merupakan badak Sumatera yang tersebar di Sumatra dan Kalimantan. Hal itu berbanding terbalik dengan data saat ini di dua pulau yang sama. Terkait jumlah, terdapat kurang dari 80 badak Sumatera yang masih tersisa.

"Jumlah ini diperoleh dari survei yang kemudian diperkirakan pada angka yang paling mendekati. Untuk data pasti belum ada," katanya.

photo
Seekor Badak jantan bernama Harapan Nampak bersembunyi dibalik dedaunan di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur.

Begitu pula dengan jenis kelamin serta persentase sebaran badak tersebut juga belum diketahui. Terkait populasi badak yang kian terancam, Anwar meminta pemerintah, pegiat lingkungan serta pemangku kepentingan lainnya mengambil langkah tegas.

Sementara itu, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tandya Tjahjana mengatakan, pemerintah terus berupaya menyelamatkan populasi badak di Indonesia. KLHK, menurut dia, bekerja dengan berbagai instansi di antaranya perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pegiat lingkungan, dan pemerintah daerah untuk menyelamatkan populasi badak.

Hal yang paling penting dilakukan ke depan ialah terus melakukan penyelamatan dan memindahkan badak ke tempat yang lebih nyaman. Menurut kajian para ahli, badak termasuk spesies yang cukup sensitif untuk dilakukan pengembangbiakan.

"Upaya penyelamatan badak tidak mudah dan butuh kerja sama dengan berbagai pihak," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement