Jumat 20 Sep 2019 22:01 WIB

Jadi Plt Menpora, Hanif: tak Ada yang Istimewa

Hanif Dhakiri mengaku tak ada hal istimewa dengan penunjukan sebagai Plt Menpora.

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengaku, tidak ada hal yang istimewa dengan penunjukan dirinya menjadi pelaksana tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Sebab, sebelumnya Hanif juga pernah menjadi pelaksana tugas tersebut.

"Tentu ini perintah Presiden, akan saya jalankan," katanya di sela Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Purwakarta, Jumat (20/9).

Baca Juga

Hanif mengatakan, penunjukan dirinya sebagai Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) bukan hal istimewa. Sebab sebelumnya saat Imam Nahrawi menjalankan ibadah haji, dirinya juga sempat menjadi pelaksana tugas.

Ditanya tentang langkah yang akan dilakukan dengan penunjukan Plt Menpora itu, Hanif mengaku akan melihat program kerja di Kemenpora terlebih dahulu. "Nanti akan dilihat dulu. Tapi ini kan sebulan lagi, jadi (mungkin) tidak ada kebijakan yang strategis," katanya.

Hanif mengaku sedih atas persoalan yang dihadapi Imam Nahrawi. Sebab mantan Menpora itu merupakan sahabatnya dan baginya Imam Nahrawi merupakan orang yang baik. "Kalau ditanya soal hati, tentu saya sangat sedih ya. Menpora itu sahabat saya, beliau juga orang baik," kata Hanif.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Plt Menteri Pemuda dan Olahraga. "Ini tadi Presiden menandatangani Keppres Pemberhentian Imam Nahrawi sebagai Menpora dan mengangkat saudara Hanif Dhakiri menjadi plt Menpora," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Bogor, pada Jumat.

Menurut Pratikno, terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan Hanif sebagai plt Menpora. Dengan penunjukan itu, maka Hanif merangkap jabatan sebagai Menteri Ketenagakerjaan sekaligus sebagai plt Menpora. Dia mengatakan salah satu pertimbangan itu karena alasan politik, yakni Hanif berasal dari partai politik yang sama dengan Imam, Partai Kebangkitan Bangsa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement