Ahad 22 Sep 2019 12:30 WIB

Kualitas Udara Batam Kembali tak Sehat

Kualitas udara paling buruk terjadi sekitar pukul 6.00 WIB, yaitu 172.

Kabut asap menyelimuti Batam, Kepulauan Riau. (Ilustrasi)
Foto: Antara/MN Kanwa
Kabut asap menyelimuti Batam, Kepulauan Riau. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kualitas udara di Kota Batam, Kepulauan Riau, kembali memasuki kategori tidak sehat. Berdasarkan pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara yang dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam pada Ahad (22/9) pagi, kadar ISPU di Batam berkisar antara 136 hingga 172

Kepala BTKLPP Kelas I Batam Slamet Mulsiswanto mengatakan, kualitas udara paling buruk terjadi sekitar pukul 6.00 WIB, yaitu 172. "Itu temasuk tidak sehat," kata dia di Batam, Ahad.

Baca Juga

Kualitas udara dikatakan sehat bila ISPU antara 01 hingga 100, tidak sehat ISPU antara 101-199, sangat tidak sehat ISPU 200-299, berbahaya ISPU 300-399 dan sangat berbahaya bila ISPU di atas 400. Ia mengatakan untuk membantu masyakarat agar tidak terpapar jerebu yang kian tebal, BTKLPP Kelas I Batam turut membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan raya.

"Kami membagi-bagikan 3.000 lembar masker di beberapa persimpangan jalan, antara lain di titik lampu lalu lintas Kaliban," kata dia.

Sementara itu, warga Kota Batam makin mengeluhkan tidak tahan atas kondisi udara yang mengandung asap. "Mata mulai perih hari ini. Kemarin-kemarin langit sudah biru, udara juga agak segar. Tapi hari ini udara pekat lagi," kata warga Batam, Emi.

Pemkot Batam belum mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah, karena kualitas udara terus berubah. Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan sekolah PAUD, TK, SD dan SMP akan diliburkan bila kadar ISPU di atas 100.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan juga meminta pihak sekolah meniadakan kegiatan di luar kelas, selama kualitas udara belum kembali normal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement