REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Pada hari ini, Senin (23/9) Indonesia merayakan Hari Maritim Nasional tahun 2019 yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Presiden RI Nomor 249/1964 tentang Penetapan Tanggal 23 September Menjadi Hari Maritim Nasional.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan, perayaan Hari Maritim Nasional merupakan momentum bagi institusi dan jajarannya untuk mengoptimalkan sektor maritim dalam mendukung rencana Pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia
Sejak awal pemerintahan, Presiden RI Joko Widodo dengan program Nawa Cita telah menggagas penguatan jati diri Indonesia sebagi negara maritim. Presiden Joko Widodo juga memiliki visi untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia yang dapat dicapai dengan melakukan pembangunan sektor maritim.
Saat ini, kata Agus, pemerintah memiliki fokus untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya kelautan, membangun transportasi laut, dan infrastruktur pelabuhan yang disertai dengan pembangunan industri maritim yang kuat. "Termasuk dengan membangun kekuatan ekonomi masyarakat sehingga nantinya kemandirian maritim dapat terwujud," ucap dia dalam keterangannya yang diterima Republika.ci.id.
Dengan di bawah koordinator Kemenko Maritim, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut dan Kementerian/Lembaga terkait lainnya terus memberikan pelayanan terbaiknya dan menunjukkan hasil yang dapat memperkuat sektor kemaritiman di Indonesia.
"Berbekal kemandirian maritim, maka ke depan kami optimis akan mampu mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim yang besar dan disegani bangsa lain di dunia," kata Agus.
Sejalan dengan hal tersebut, pada momentum Hari Maritim Nasional ini diharapkan seluruh instansi dan stakeholder terkait dapat berpartisipasi aktif memberikan dukungan dalam pembangunan sektor transportasi laut. Khususnya, keselamatan pelayaran dan konektivitas melalui terobosan-terobosan yang dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut tentu akan membuktikan bahwa secara bertahap, Indonesia bisa meraih kemandirian sebagai negara maritim yang besar.
Sebagai contoh, untuk keselamatan pelayaran, penetapan Traffic Seperation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok oleh International Maritime Organization (IMO) yang akan diberlakukan mulai Juni 2020 menunjukan keberadaan Indonesia di kancah Internasional sebagai negara berdaulat yang peduli terhadap keselamatan pelayaran.
Terkait konektivitas antar wilayah di Indonesia, pelaksanaan tol laut telah memberikan kontribusi dan manfaat khususnya dalam menekan angka disparitas harga serta meningkatkan pemerataan ekonomi sehingga tol laut menjadi tonggak baru menekan disparitas harga yang terjadi selama ini antara wilayah barat Indonesia dengan wilayah timur Indonesia.
Kedua hal tersebut, manurut Agus, merupakan sebagian dari pencapaian Indonesia di sektor maritim untuk tahun 2019 ini yang tentunya tidak terlepas dari peran penting Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritim yang andal dan mumpuni untuk membawa Indonesia maju.
"Selamat Hari Maritim Nasional tahun 2019, dengan mengoptimalkan SDM maritim yang unggul maka akan menjadikan Indonesia maju sebagai Poros Maritim Dunia," ujarnya.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut merayakan Hari Maritim Nasional Tahun 2019 yang dirangkai sebagai bagian penyelenggaraan Kampanye Keselamatan Pelayaran dan peringatan Hari Maritim Sedunia (World Maritime Day) pada tanggal 26 September yang juga dirayakan oleh para Negara Anggota International Maritime Organization (IMO).
Adapun pada peringatan Hari Maritim Sedunia tahun 2019, IMO menetapkan tema yaitu ”Empowering Women in Maritime Community”.
Untuk itu, Ditjen Perhubungan Laut telah menerbitkan Surat Edaran tentang Peringatan Hari Maritim Nasional dan Hari Maritim Sedunia Tahun 2019 yang berisi imbauan kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk ikut memeriahkan peringatan Hari Maritim Nasional dan Hari Maritim Sedunia Tahun 2019.