Selasa 24 Sep 2019 16:03 WIB

Aksi Mahasiswa Robohkan Gapura DPRD Kota Tasikmalaya

Aksi mahasiswa juga digelar di depan Bale Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (24/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Aksi mahasiswa yang berlangsung di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya berlangsung ricuh. Dalam aksi itu, ribuan mahasiswa yang berkumpul menolak pengesahan UU KPK, menolak Revisi KUHP, dan RUU Pertanahan.

Berdasarkan pantauan Republika, aksi tak hanya dilaukan di DPRD Kota Tasikmalaya, melainkan juga di depan Bale Kota Tasikmalaya. Sementara, demontrasi yang berlangsung di depan DPRD Kota Tasikmalaya berlangsung ricuh ketika mahasiswa memaksa masuk.

Baca Juga

Koordinasi lapangan aksi itu, Fikri Zulfikar mengatakan, aksi itu dilakukan oleh gabungan mahasiswa di Tasikmalaya. Para mahasiswa meminta pemerintah dan wakil tidak mengkhianati cita-cita reformasi yang telah diperjuangkan.

Menurut dia, kehadiran KPK merupakan buah dari reformasi yang telah dilakukan. Namun faktanya, hari ini melalui UU KPK yang baru, lembaga antirasuah itu justru dilemahkan.

"Kita meminta pemerintah meninjau kembali UU KPK yang telah disahkan. Kita juga menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia," kata dia, Selasa (24/9).

Dalam aksi itu, mahasiswa juga sekaligus memeringati Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September. Ia menyebutkan, dengan adanya RUU Pertanahan saat ini, petani semakin terpinggirkan.

"Hari Tani Nasional yang dilakukannya selama ini banyak petani bukannya di berdayakan tapi mereka malah diperdaya, karena sekarang ini banyak lahan pertanian semakin tergerus dan menjamurnya perumahan hingga mereka telah menderita atas pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah daerah," katanya, Selasa (24/9).

Fikri menambahkan, saat ini regulasi di Kota Tasikmalaya juga semakin tidak propetani. Hal itu, lanjut dia, tercermin dari alih fungsi lahan pertanan yang semakin luas untuk permumkiman, hotel, hingga areal pertambangan. Apalagi, dengan adanya rencana pembangunan jalan tol Cigatas. Artinya, lahan pertanian akan semakin terpinggirkan.

"Kalau lahan terus dialihfungsikan ke depan memang kita akan menjadi kota industri, tapi pertanian akan hilang. Kita sangat prihatin. Apalagi kondisi petani sangat sulit," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Tasikmalaya, Oslan Haerul Falah menyayangkan aksi yang berjalan rusuh. Menurut dia, aksi unjuk rasa mahasiswa harusnya dapat mengedepankan kesopanannya.

"Kami sangat menyayangkan aksi mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tersebut, karena sampai gapura roboh dan kaca juga pecah. Saya meminta supaya mereka bertanggung jawab atas kerusakan tersebut," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement