Rabu 25 Sep 2019 11:41 WIB

Ketulusan Syekh Surkati Berjuang di Tanah Jawa

Syekh Surkati ikut menyadarkan para pemuda agar memiliki rasa nasionalisme.

Peta Indonesia
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Peta Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Al-Islamiyah, Ustaz Zeyd Ammar menceritakan ketulusan Syekh Surkati berjuang di Tanah Jawa. Syekh Surkati telah menjabat sebagai mufti di Makkah. Kedudukan yang tidak mu dah didapat itu rela ditinggalkannya demi berjuang di Pulau Jawa.

"Syekh Ahmad Surkati satu-satunya orang yang bukan orang Arab Saudi yang menjadi mufti, dia sudah tahu keadaan Indonesia saat itu lebih terbelakang daripada Makkah, Indonesia masih terjajah, miskin, dan banyak penganut mis tisisme, tapi beliau mau datang ke Indonesia untuk berjuang," kata Ustaz Zeyd saat diwawancarai Republika, Selasa (17/9).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, Syekh Surkati pernah mengatakan bahwa sel-sel darah di dalam tubuhnya sudah menjadi unsur-unsur Indonesia. Maka, secara tidak langsung Syekh Surkati sudah menyatakan dirinya sebagai orang Indonesia. "Pernyataannya itu mengan dung pesan nasionalisme," ujar dia.

Melalui gerakan pendidikan, Syekh Surkati ikut menyadarkan para pemuda agar memiliki rasa nasionalisme dan keinginan untuk merdeka dari kolonialisme. Baginya semua manusia di muka bumi dari berbagai suku bangsa memiliki hak yang sama sebagai manusia mer deka. Karena itu, dia selalu me nyua rakan kesetaraan, keadilan, dan kemerdekaan dari sudut pan dang Islam.

Ustaz Zeyd yang menjadi ketua tim pengusul Syekh Ahmad Surkati menjadi pahlawan nasional juga menyampaikan, Syekh Surkati membawa gerakan Pan Islamisme untuk menyadarkan umat Islam di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Inti gerakannya, mengembalikan kemurnian ajaran Islam.

Yang dimaksud gerakan me ngembalikan kemurnian Islam meng acu pada ucapan Syekh Mu hammad Abduh, seorang ulama terkemuka dari Mesir. Ulama yang membawa pembaharuan dalam pen didikan Islam itu mengatakan, Islam tidak akan pernah bangkit kecuali dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan yang dipahami dan dilaksanakan oleh generasi pertama umat Islam.

"Maka, Syekh Surkati membawa gerakan Pan Islamisme ke Tanah Jawa karena kondisi umat Islam pada saat itu masih jumud, terbelakang, terjajah, miskin, dan menganut mistisisme. Dan, kondisi seperti ini hampir terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia," jelasnya.

Melalui gerakan Pan Islamisme, Syekh Surkati membangkitkan ke sadaran umat Islam bahwa kondisi mereka sedang terjajah. Mereka harus bangkit untuk membebaskan diri dari penjajah dan menggapai kemerdekaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement