REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Personel Brimob yang berjaga membagi-bagikan makanan dan minuman kepada warga pengguna jalan yang terjebak di jalur tol dalam kota di depan gedung DPR/MPR RI. "Ada yang belum dapat? Ada yang belum makan lagi," kata Ajudan Danyon D Pelopor Polda Metro Jaya Bharatu Farizal Hadi di Jakarta, Rabu (25/9).
Kepolisian membagikan ratusan kotak makanan juga air mineral kepada pengguna jalan yang berada di dalam jalan tol. Setidaknya ada enam bus, di antaranya empat Transjakarta yang terjebak di dalam jalur tol.
Selain bus, terdapat puluhan kendaran pribadi lainnya yang ikut terjebak. Salah seorang penumpang Transjakarta, Yulia mengatakan, sudah empat jam terjebak di dalam jalur tol, dia dan penumpang lain tidak bisa keluar karena pagar tol yang tinggi.
Mobil juga tidak bisa bergerak maju akibat bentrok demonstran dengan petugas di flyover arah Slipi. Mobil juga tidak bisa memutar balik ke arah kembali menuju pintu tol Semanggi.
"Seharusnya sudah bisa rebahan di rumah, lapar, pengen ke toilet, tapi tidak bisa," kata Yulia.
Para penumpang bus Transjakarta ini juga mengangkat kertas bertuliskan "Mau Pulang", "Seharusnya Sudah Bisa Rebahan", dan "Besok Ngampus", "Laper" layaknya orang yang sedang menggelar demonstrasi. Transjakarta yang terjebak tersebut ini memiliki rute ke Slipi, Grogol, BSD City dan Tangerang.
Sebelumnya, Selasa 24 September 2019, gabungan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi sejak siang, mereka menyampaikan tuntutan soal penolakan RUU KUHP dan UU KPK dan RUU menyangkut agraria. Ribuan mahasiswa berasal dari, Universitas Negeri Jakarta, Trisakti, Paramadina dan Universitas Kristen Indonesia, Universitas Lampung, perwakilan UGM, Cipayung plus, HMI, dan GMNI.
Selain itu, mahasiswa juga berasal dari Aliansi Mahasiswa Banten yakni dari, Universitas Banten Jaya, Universitas Tirta, Bina Bangsa dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Banten. Pada sore Selasa bentrok mulai pecah, dan berlanjut sampai malam harinya, kepolisian memukul mundur demonstran ke arah GBK dan Slipi.
Pada siang Rabu, giliran para pelajar yang melakukan aksi demonstrasi, aksi berujung ricuh pada sore harinya. Belum diketahui apakah demonstrasi pelajar ini memiliki motivasi yang sama dengan aksi gabungan mahasiswa.