Kamis 26 Sep 2019 15:46 WIB

PMI Pusat Ralat Kronologi Dugaan Penyerangan Petugas PMI

Ketua PMI Pusat mengaku anggotanya mendapat perlakuan baik dari polisi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono saat melakukan klarifikasi terkait ambulans yang diduga mengangkut batu dan bensin, didampingi Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dan Ketua PMI Pusat Bidang Relawan Muhammad Muas, di Gedung Biddokes Polda Metro Jaya, Kamis (26/9).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono saat melakukan klarifikasi terkait ambulans yang diduga mengangkut batu dan bensin, didampingi Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dan Ketua PMI Pusat Bidang Relawan Muhammad Muas, di Gedung Biddokes Polda Metro Jaya, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) pusat membantah kabar penyerangan terhadap petugas PMI dan mobil ambulans oleh oknum Brimob saat menolong mahasiswa yang terluka dalam unjuk rasa, Rabu (25/9). PMI merasa para petugas diperlakukan manusiawi oleh kepolisian.

Ketua PMI Pusat Bidang Relawan, Muhammad Muas menceritakan pada Rabu pukul 17.00 WIB, lima ambulans dan tiga motor PMI DKI bergerak ke lokasi unjuk rasa untuk menyiagakan pertolongan pertama bagi korban luka.

Baca Juga

Tim PMI terdiri dari 31 petugas, dua di antaranya perawat perempuan. Sekitar pukul 20.00 WIB, ambulans PMI berkoordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta. Kemudian pukul 23.40 WIB, ia mengakui mobil ambulans menerabas konflik di kawasan Slipi.

"Mobil ambulans kita kena batu berterbangan. Sebagian batu masuk ke dalam mobil," katanya dalam konferensi pers di kantor pusat PMI, Kamis (26/9).

Saat itu, ia mengatakan mobil PMI tengah melawan arus. Para mahasiswa yang luka di tengah jalan diangkut masuk mobil PMI guna mendapat pertolongan. "Ada kawannya bawa bungkusan kardus titip masuk ke mobil. Terjadi cepat, mereka dikejar. Kita enggak tahu isinya apa," tuturnya.

Polisi menaruh kecurigaan pada mobil ambulans PMI. Alhasil, 1 ambulans diamankan polisi karena diduga menyediakan batu bagi demonstran. "Waktu itu mobil dikuasai polisi akhirnya polisi ambil itu (ambulans) karena dianggap suplai demonstran," ujarnya.

Usai kejadian itu, seluruh petugas PMI dibawa ke Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Muis menyampaikan pada siang harinya, para petugas sudah bisa dipulangkan. Selama proses pemeriksaan, kata dia, para petugas diperlakukan secara manusiawi.

"Terjadi pemeriksaan juga. Kita pakai atribut sah semuanya. Proses pembuktian dilakukan. Tadi jam 8 pagi koordinasi lagi dengan petinggi PMI. Jam 12 diterima Wakapolda Metro Jaya untuk mekanisme pengembalian yang ditahan," ucapnya. 

Adapun kronologi terdahulu yang sempat beredar, PMI Jakarta Timur mengaku ada oknum Brimob melakukan penyisiran ambulans. Oknum itu memaksa keluar pasien sedang dirawat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement