REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolr Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada satu orang yang terlibat rusuh demonstrasi menjadi korban meninggal dunia di RS Polri. Korban diduga meninggal karena kekurangan oksigen atau faktor internal yang ia miliki.
"Ada yang pingsan dan kemudian dibawa ke RS Polri. Informasi yang sementara ini, yang saya terima tadi pagi, yang bersangkutan meninggal dunia. Bukan pelajar, bukan mahasiswa, tapi kelompok perusuh itu," ujar Tito di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
Sepanjang yang ia tahu, tidak ada pelajar atau mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi di sekitar DPR RI yang meninggal dunia. Korban yang meninggal dunia itu, kata dia, berasal dari massa yang ada di daerah Slipi, Jakarta Pusat.
"Tidak ada satu pun luka tembak atau pun luka bekas penganiayaan, tidak ada. Karena saya juga sudah memerintahkan untuk tidak ada menggunakan senjata. Termasuk peluru tajam peluru karet pun tidak," terang dia.
Massa aksi pelajar STM saat terlibat bentrok dengan polisi ketika melakukan aksi unjuk rasa tolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP di Jalan Layang Slipi, Petamburan Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Ia mengatakan, dugaan dari hasil pemeriksaan sementara, korban itu meninggal dunia kemungkinan besar karena kekurangan oksigen. Menurut Tito, kondisi di lapangan saat kejadian padat oleh manusia.
"Atau mungkin dia ada gangguan lain fisiknya di dalam tubuhnya. Kita nggak tahu setiap orang itu ada yang sehat, ada yang sakit mungkin. Nanti kita akan koordinasi ke keluarga korban. Kalau boleh kita lakukan otopsi kita akan lakukan otopsi," katanya.