REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengkritik keras sanksi baru yang diterimanya dari Amerika Serikat (AS) karena memberikan pasokan minyak ke Iran. Menteri Luar Negeri Cina, Geng Shuang mengatakan perjanjian Cina dengan Iran adalah resmi dan legal.
"Washington telah melakukan perisakan," katanya dilansir Reuters, Kamis (26/9).
Cina bersikeras bahwa perjanjian legal dengan Iran itu harus dihormati. Sejak awal, kata Geng, Cina juga selalu menolak adanya sanksi unilateral dan yuridiksi meluas AS atas Iran.
"Kami menentang praktik bullying AS ini," kata dia.
Geng mendesak Washington untuk kembali ke jalan yang benar dan memperbaiki kesalahannya. Sehari sebelumnya, Kementerian Keuangan AS menerapkan sanksi pada enam institusi dan lima orang Cina atas tuduhan melanggar kebijakan pembatasan unilateral Washington terhadap Teheran.
Sanksi diberikan termasuk pada dua anak perusahaan Cosco Shipping Corporation. Cosco Shipping Tanker Dalian and Cosco Shipping Tanker (Dalian) Seaman dan Ship Management Co Ltd. terkena sanksi karena mengirimkan minyak ke Iran.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan semua negara yang melakukan itu tak akan lepas dari sanksi. "Kami beritahu Cina, dan semua negara bahwa kami akan hukum setiap pelanggaran," kata dia di New York, Rabu (25/9).
AS menyalahkan Iran atas serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, pada 14 September lalu. Iran telah menyatakan tidak terlibat. Namun Pompeo mengatakan itu akan membuat AS menekan lebih keras.
AS mulai menyiapkan dua sanksi baru. Pompeo juga mengatakan akan memberi pelajaran pada negara-negara yang mengambil risiko terlibat dengan perusahaan-perusahaan Iran. Washington akan menghukum semuanya.
Tiga perusahaan lain yang kecipratan sanksi AS adalah China Concord Petroleum Co Ltd, dan Kunlun Shipping Company Ltd yang tercatat di Hong Kong, dan Kunlun Holding Company Ltd. yang tercatat di Virgin Island.
Pada pertemuan tahunan pemimpin dunia di Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) hari Selasa, Presiden AS, Donald Trump menegaskan akan tetap menekan ekonomi Iran dengan sanksi-sanksi. Sampai Teheran sepakat untuk menyerahkan senjata-senjata nuklirnya.
Iran berulang kali menegaskan bahwa program nuklir mereka hanya digunakan untuk tujuan keamanan. Tahun lalu, Trump mundur dari upaya kesepakatan internasional dengan Iran yang disusun sejak 2015.